(Unila): Himpunan Mahasiswa Kehutanan (Himasylva) Universitas Lampung (Unila) melakukan penanaman 2015 bibit mangrove di daerah Ketapang, Kabupaten Pesawaran. Penanaman bibit mangrove ini merupakan rangkaian peringatan Hari Bumi yang diselenggarakan Himasylva sejak 22 April lalu.

Ratusan aktivis lingkungan Lampung kompak menanam mangrove di beberapa lokasi pantai di Lampung. Selain Himasylva, komunitas Earth Hour (EH) Lampung bersama komunitas pelari Indorunners Lampung menanam sekitar 1.000 lebih bibit mangrove di lokasi berbeda namun masih dalam satu kabupaten. Selain melakukan penanaman mangrove komunitas Indorunners Lampung mengampanyekan gerakan lari untuk mengurangi emisi karbon akibat polusi asap kendaraan.

Ketua Himasylva Unila Eko Supriyadi mengatakan, kondisi mangrove Lampung yang semakin kritis karena aktivitas manusia dinilai menjadi ancaman dan harus direspons secara bersama melibatkan masyarakat sekitar. Penanaman 2015 bibit mangrove sesuai tahun pelaksanaan kegiatan.

“Penanaman mangrove menjadi satu aksi nyata mahasiswa dalam meneriakkan semangat perubahan untuk kelestarian bumi dan lingkungan yang tetap hijau,” ujarnya, Senin (27/4).

Seperti diketahui hutan mangrove mempunyai toleransi besar terhadap kadar garam dan dapat berkembang di daratan bersalinitas tinggi di mana tanaman biasa tidak dapat tumbuh. Ekosistem hutan mangrove memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung (noneconomic value) maupun secara langsung kepada kehidupan manusia (economic vallues).

Beberapa manfaat yang tidak langsung sebagai konsumsi manusia antara lain menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai, menjernihkan air, mengawali rantai makanan, serta melindungi dan memberi nutrisi.[]