(Unila) : Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika Bhuwana Universitas Lampung (Himabhuwana Unila) menggelar seminar nasional bertema “Geology and Geophysics Application for Natural Resources Exploration”. Kegiatan diselenggarakan di ruang teater perpustakaan Unila, Senin (2/6).
Dalam kegiatan ini, Himabhuwana menghadirkan dua pembicara yang kompeten di sektor minyak dan gas bumi (migas). Antara lain Vice President Manajer Representatif SKK Migas Johni Rahmat dengan judul materi “Regulasi Pengelolaan Industri Hulu Minyak dan Gas Bumi di Indonesia” serta Purnama Suandhi, S.T.,M.T., dengan materi berjudul “Peran Geologi Dalam Eksplorasi Minyak dan Gas di Indonesia”.
Dalam paparannya Johni mengatakan, sebagai sumber daya alam strategis tak terbarukan minyak dan gas bumi masih menjadi salah satu primadona penerimaan negara. Untuk itu pengaturan pengelolaan migas kian diperketat. Hal ini guna mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kontrak kerja sama agar kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
Saat ini pengelolaan industri hulu migas di Indonesia diawasi oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
SKK Migas, kata dia, merupakan lembaga pemerintah yang dibentuk untuk melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi agar memberi manfaat maksimal bagi negara. Lembaga ini berperan melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kontrak kerja sama agar kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
“Ada sekitar 300 lebih perusahaan-perusahaan beroperasi di Indonesia yang menjalin kontrak kerja sama. Mereka dalam melaksanakan kegiatan seperti pengeboran, survei teknik, dan studi-studi sebelumnya mengajukan usulan ke SKK Migas,” ujarnya, Senin (2/6).
Johni menekankan, seluruh perusahaan yang terlibat kontrak kerja sama tidak melulu berasal dari perusahaan luar negeri. Sehingga kurang tepat jika ada yang mengatakan bahwa pemerintah selalu mendahulukan investor asing. Selama syarat dan ketentuan memadai, kata dia, perusahaan lokal dan asing memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti tender.
“Tender ini kan terbuka bagi perusahaan mana pun, dalam maupun luar negeri. Jadi tidak ada yang cenderung lebih ke investor asing. Bahkan pasti pemerintah lebih berpihak pada perusahaan nasional selama syarat teknis dan ekonomisnya memenuhi kriteria,” pungkasnya.
Selain seminar nasional, agenda tahunan yang digelar Teknik Geofisika Unila ini mengadakan workshop dan expo. Kegiatan juga dihadiri Ketua Jurusan Teknik Geofisika Bagus S.M.,M.T., dan Dekan Fakultas Teknik Prof. Suharno, M.Sc., P.Hd. yang merupakan Guru Besar Ilmu Geologi Unila.
Ketua pelaksana kegiatan Doni Zulfafa menambahkan, dengan digelarnya seminar nasional diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa Unila, khususnya Teknik Geofisika.
“Tujuannya agar mahasiswa mengerti akan keadaan minyak dan gas bumi mulai dari peraturan, pengelolaan, hingga keberadaan cadangan migas di Indonesia,” jelasnya.[] Inay