(Unila): Meski program Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode I baru bergulir 10 hari sejak 22 Januari lalu, namun 28 mahasiswa KKN Universitas Lampung (Unila) yang diterjunkan di Desa Wawasan, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Lampung Selatan telah merintis ruang baca. Bila memungkinkan, ke depan akan menjadi perpustakaan desa.
Hal ini disampaikan Ketua Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (BP-KKN) Unila Dr. Sri Waluyo, saat ditemui ruang kerjanya, Senin (29/01/2018) pagi.
Menurutnya, keberadaan ruang baca ini sebagai wujud nyata kepedulian mahasiswa KKN Unila terhadap masyarakat di Desa Wawasan. Edukasi terhadap masyarakat desa tentang penting dan asyiknya membaca buku adalah program awal. Prioritas dari program edukasi tersebut adalah menyediakan pusat baca atau perpustakaan pedesaan.
Ketika dikonfirmasi, hari ni, Selasa (30/01/2018), salah satu mahasiswa KKN Desa Wawasan Aditya Sufiyansah (FH’ 15) membenarkan hal tersebut. Aditya menuturkan, sejak dikumpulkan 2 Januari lalu, jumlah yang terkumpul telah mencapai 1.000 buku. Sebagian besar buku yang terkumpul berupa buku pelajaran SD, SMP, dan SMA. Selain itu, terdapat buku-buku agama, komik, buku cerita bergambar, buku masakan, dan buku-buku keterampilan.
Buku-buku yang dikumpulkan berasal dari sumbangan wajib para mahasiswa KKN Desa Wawasan. “Kami ada 28 orang. Masing-masing wajib menyumbang tiga buku. Tapi boleh lebih. Selanjutnya, kami mendapat sumbangan dari teman-teman sesama mahasiswa, pegawai Unila di fakultas hukum, anggota JANIS (Jalan Inovasi Sosial), dan HCI (Happy Camp Institute),” jelas Aditya.
Hingga saat ini, lanjutnya, pengumpulan buku masih terus dilakukan. Kelompok-kelompok KKN juga bekerja sama dengan komunitas JANIS. Komunitas ini bergerak di bidang pemberdayaan pemuda untuk memberikan jalan inovasi sosial dalam menghadapi persoalan yang dihadapi Provinsi Lampung.
Sebanyak 600 buku telah dibawa ke Desa Wawasan dan ditata di Balai Desa Wawasan. Setiap buku telah diberi label dan diklasifikasikan sesuai jenisnya. Sementara sisanya masih berada di Sekretariat HCI.
Aditya menuturkan, saat ini rintisan mereka baru dapat disebut ruang baca wawasan. Setiap pengunjung hanya boleh membaca buku di balai desa dari pagi hingga malam hari. “Di balai desa ada petugas yang menjaga dan tinggal di sana. Jadi masyarakat bisa membaca buku, bahkan sampai malam pun bisa. Asal jangan dibawa pulang,” katanya.
Ia menambahkan, lokasi balai desa berdekatan dengan TK Bintang Timur, SD Wawasan, SMP Pratama, dan SMA Bintang Timur sehingga ruang baca ini lebih ramai ketika jam istirahat dan pulang sekolah. Keberadaan ruang baca ini pun mampu menarik minat siswa SMA di desa setempat yang antusias mengikuti perumusan program KKN terkait visi, misi, dan logo desa.
Tiga Tahun Kerja Sama
DESA wawasan merupakan salah satu desa binaan Unila. Desa ini telah menjajaki kerja sama dengan Unila sejak Desember 2017. Kerja sama tersebut berlaku sejak 2018-2020. Di desa ini, Unila menempatkan 28 mahasiswa, yang terdiri dari 4 kelompok.
Dalam perjanjian kerja sama, Unila berperan melakukan pendampingan terhadap program kegiatan pengembangan produk unggulan berbasis potensi lokal. Untuk Desa Wawasan, potensi yang dikembangkan berupa makanan olahan, terutama tiwul.
Selain merintis perpustakaan, lanjut Waluyo, mahasiswa Unila berperan memberikan keterampilan bagi masyarakat desa. Bentuknya berupa pelatihan mendesain kemasan produk, pemasaran produk, dan pengelolaan keuangan.
Mahasiswa yang melaksanakan KKN Unila di desa binaan merupakan mahasiswa pilihan. BP KKN menentukan kriteria khusus sesuai hal-hal yang dibutuhkan desa binaan, di antaranya memiliki IPK 3.00 dan bidang ilmunya sesuai kontrak perjanjian kerja sama.
Misalnya mahasiswa prodi ilmu komputer untuk pengembangan website di bidang pariwisata, jurusan THP jika terkait pengolahan pangan, atau jurusan ekonomi untuk bidang pemasaran.
Waluyo menambahkan, seleksi yang dilakukan Unila terhadap mahasiswa tidak terlepas dari status desa binaan yang merupakan pilot projek dalam konteks perjanjian kerja sama.[Hisna Cahaya/Inay_Humas]