(Unila) : Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan 28 September Mahasiswa Lampung (G28S-ML) kembali memperingati 14 tahun tragedi UBL berdarah. Peringatan diisi dengan beragam rangkaian kegiatan, salah satunya dengan menggelar aksi turun ke jalan yang diadakan hari ini, Senin (30/9).
Pemimpin Umum UKPM Teknokra Rudiyansyah mengatakan, aksi akan diikuti seluruh mahasiswa Lampung yang tergabung dalam Gerakan 28 September Mahasiswa Lampung. Beberapa organisasi yang tergabung dalam G28S-ML yaitu LMND,BEM Unila, BEM FISIP, BEM UBL, HMI, FMN, serta Aliansi Pers Mahasiswa Lampung (APM L) yang terdiri dari UKPM Teknokra, Pilar, Natural, Kronika, Lighteen, Permata, dan Infus Media.
Arief Zhagie selaku koordinator pelaksana aksi mengungkapkan, aksi dilakukan sebagai bentuk solidaritas atas apa yang dahulu diperjuangkan oleh para mahasiswa sampai rela mengorbankan nyawanya. Aksi akan dipusatkan di depan Kampus UBL yang merupakan tempat kejadian pada masa itu.
Para mahasiswa yang tergabung dalam aksi juga mengusung beberapa tuntutan, di antaranya usut tuntas kasus pelanggaran tragedi UBL berdarah, percepat pembentukan tim pengadilan ad hoc Komnas HAM, dan segera bangun monumen tragedi UBL berdarah.
“Walaupun sudah terjadi 14 tahun lalu, mahasiswa Lampung belum bisa lupa atas tragedi pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Lampung ini, karena hingga kini kasus UBL berdarah belum bisa diusut tuntas,” paparnya.
Tragedi yang terjadi tepat pada 28 september 14 tahun silam ini merupakan sebuah aksi mahasiswa yang menolak penerapan RUU Penanggulangan Keadaan Bencana (PKB) pada rezim Soeharto.
Aksi Mahasiswa pada September 1999 itu berujung bentrok, aparat keamanan yang pada saat itu adalah Polisi dan TNI melakukan tindakan brutal hingga menewaskan dua mahasiswa yaitu Muhamad Yusuf Rizal (mahasiswa FSIP Unila) dan Saidatul Fitria (fotografer Surat kabar mahasiswa Teknokra).
Kedua mahasiswa tewas tersebut adalah mahasiswa Universitas Lampung. Namun karena Kejadian pada saat itu berada di kampus Universitas Bandar Lampung (UBL) maka peristiwa ini lebih dikenal dengan Tragedi UBL Berdarah.
Untuk mengenang kedua korban tepat pada 28 September lalu telah diadakan ziarah bersama ke makam dan mengunjungi keluarga korban. Hal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas dan penghargaan atas perjuangan kedua korban yang bisa disebut sebagai pahlawan mahasiswa Lampung.
Selain ziarah dan menggelar aksi, peringatan tragedi UBL berdarah diisi dengan pagelaran pertunjukan seni yang digagas oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Bandarlampung (UBL). Beberapa pelaku sejarah turut hadir dalam pertunjukan yang dihelat di kampus UBL tersebut. Selain menyampaikan orasi, mereka menggelar pembacaan puisi-puisi perjuangan.[] Mutiara