Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung (FMIPA Unila) menambah dua guru besar. Yakni Buhani dari jurusan kimia dan Warsito dari fisika. Dengan begitu, total guru besar di FMIPA Unila kini sembilan orang. Tujuh orang itu adalah Ida Farida, John Hendry, Suharso, Suharno (kini menjadi guru besar fakultas teknik), Irwan Ginting (alm), Tati Suhartati, dan Sutopo Hadi.
Dekan FMIPA Suharso menerangkan, awalnya FMIPA mengajukan lima calon guru besar. Selain dua nama tersebut, ada Simon Sembiring, Yandri, dan Posman Manurung. Namun baru Buhani dan Warsito yang lolos syarat. Tiga lainnya masih dalam tahap perbaikan berkas. ’’Nantinya tiga orang itu juga menjadi guru besar FMIPA Unila,’’ yakin Suharso kemarin.
Menurut dia, untuk menyandang predikat guru besar di perguruan tinggi bukan hal mudah bagi dosen biasa. Karena banyak hal yang harus dipersiapkan dan dapat memenuhi persyaratan tertentu. Di antaranya harus sudah S-3/doktor dan angka kredit yang dimiliki terkumpul sebanyak 850.
Kemudian dilihat dari pengajaran, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang pernah dilakukan. ’’Selain itu, pernah mengikuti seminar nasional atau internasional serta jurnal yang dibuat juga harus berkualitas dan dipublikasikan. Penelitiannya harus sesuai dengan bidang ilmu serta jurnal atau makalah yang dibuat tidak boleh ada unsur plagiarisme,’’ terang Suharso.
Namun, proses menjadi guru besar cukup panjang. Tahapannya mulai seleksi di jurusan masing-masing, tingkat fakultas, universitas, dan terakhir diajukan ke Dikti (Direktorat Pendidikan Tinggi) Kemendikbud.
Acho, sapaan akrab Dekan FMIPA menjelaskan, Buhani dan Warsito merupakan dua guru besar paling cepat di Unila. Prosesnya hanya 13 hari terhitung 17 September 2013 pengajuan guru besar dan SK mereka terbit pada 30 September 2013. Sehingga pada 1 Oktober 2013 mereka berhak menyandang predikat guru besar.
Pemberian sertifikasi tanda resmi menjadi guru besar diberikan langsung oleh Pembantu Rektor II Dwi Haryono di lapangan Rektorat Unila, Senin (18/11). Tanda kebanggaan itu diberikan di hadapan dosen dan karyawan di lingkungan Unila. ’’Nah, mereka kini punya tugas tambahan. Yakni melakukan publikasi internasional, menulis buku, dan seminar internasional. Di samping itu, guru besar mendapat tunjangan setiap bulan yang besarnya dua kali gaji pokok dosen biasa,’’ tutup Acho.
Sumber : Radar Lampung – Kamis, 21 November 2013
Artikel ini diambil dari berbagai media yang memberitakan Universitas Lampung, tidak memperhitungkan ada kerja sama atau tidak dan perlu dikonfirmasikan ke Unila jika ada hal yang tidak jelas.