(Unila) : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung (FMIPA Unila) berencana melakukan percepatan reakreditasi tahun ini. Dekan FMIPA Unila Suharso mengatakan, percepatan reakreditasi dimulai dengan mendaftarkan penambahan satu guru besar Wasinton Simajuntak sebagai profesor bidang kimia fisik.

“Selain pak Wasinton, masih ada beberapa calon guru besar yang akan dipercepat publikasi internasionalnya. Mereka seperti Rudi Situmeang, Andi Setiawan, Hardoko, Harsono, Mustafa Usman, dan Posman Manurung. Semuanya masih kurang satu jurnal lagi,” kata dia beberapa waktu lalu.

Dengan adanya 11 guru besar merupakan syarat tersendiri untuk mengajukan reakreditasi FMIPA dan juga terus mempertahankan akreditasi A-nya. Suharso menjelaskan, untuk percepatan guru besar, FMIPA melakukan langkah perjenjangan cepat bagi para dosen khususnya program doktoral di mana mereka boleh langsung mengajukan prosesi guru besar yang juga akan diakomodasi pihak fakultas.

“Tahun ini kita masih memiliki 40 orang yang siap diprofesorkan. Selain itu kita masih mempunyai 29 orang lagi yang akan diajukan percepatan guru besarnya tahun ini. Kami akomodasi di bidang publikasi dan promosi jurnal internasional dengan membuka channel di indeks scopus-nya melalui bantuan alumni yang ada di luar negeri,” ucapnya.

Syarat reakreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) di antaranya memiliki 25 persen guru besar dari total populasi dosen. Saat ini FMIPA telah memiliki 15 persen dari ketentuan BAN-PT. Selain guru besar, agenda berikutnya ialah reakreditasi ISO dan akreditasi jurnal internasional yang sebagian besar terkait dengan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM). Tak hanya itu FMIPA juga mengincar ISO/IEC 17020 edisi baru sesuai regulasi nasional.

Itu dilakukan melalui beberapa upaya antara lain mulai dari perbaikan dan penambahan infrastruktur seperi laboratorium, lahan parkir, ruang kelas belajar mengajar, taman, hingga pembangunan gedung kuliah bersama seluas empat lantai. Tapi diakui pria yang juga alumni pertama FMIPA Unila ini, langkah tersebut membutuhkan dana besar.

Terkait gedung kuliah bersama Suharso merinci, gedung itu berkapasitas 600 orang yang nantinya difungsikan untuk kuliah umum dan seminar besar. Gedung tersebut akan memuat 36 ruang dosen, 8 ruang seminar, 16 ruang kuliah, 2 ruang uliah studi pascasarjana, 1 kantin mahasiswa, serta 1 kantin dosen berukuran besar. Dikatakannya, peletakan batu pertama pembangunan gedung kuliah bersama itu akan mulai diproses tahun ini juga dan kini tengah masuk masa lelang tender.

“Anggaran gedung ini Rp11 miliar, tapi FMIPA baru punya anggaran awal satu koma sekian miliar, itu pun hanya untuk biaya pondasi. Kita harap gedung ini bisa jadi 3-4 tahun ke depan. Kami harap langkah ini juga didukung rektorat,” tuturnya.
Guna melancarkan rencana tersebut Suharso berharap agar para investor mulai kalangan industri, pemerintah, maupun swasta, bisa berkontribusi dalam hal pendanaan. “Kita akan berlakukan simbiosis mutualisme dalam pembangunan ini. Mereka beri dananya, kami bantu proses riset yang dibutuhkan investor itu,” ucapnya.[] Inay