(Unilai): Fakultas Hukum (FH) Universitas Lampung (Unila) menyelenggarakan ujian terbuka promosi Doktor pada Kamis, 4 Desember 2025. Ujian terbuka berlangsung di Gedung B lantai dua, FH Unila.

Sidang promosi Doktor dibuka Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Prof. Dr. Sunyono, M.Si., yang juga Ketua Tim Penguji.

Hadir pula Prof. Dr. Muhamad Akib, S.H., M.Hum., selaku Sekretaris Penguji, Dr. M. Fakih, S.H., M.S., sebagai Dekan FH Unila sekaligus Promotor, serta Dr. Sunaryo, S.H., M.Hum., sebagai Co-Promotor, Prof. Dr. Hieronymus Soerjatisnanta, S.H., M.H., dan Rohaini, S.H., M.H., Ph.D., sebagai penguji internal, serta Dr. dr. Pieri Kumaladewi, Sp.PA., M.H., FISQua sebagai penguji eksternal.

Promovendus Yulia Kusuma Wardani pada kesempatan tersebut berhasil memaparkan disertasinya berjudul “Mediasi Kesehatan sebagai Mekanisme Perlindungan Dokter dan Pasien yang Berbasis Nilai Pancasila”.

Penelitian ini mengidentifikasi adanya kekosongan hukum dalam penyelesaian sengketa medis secara nonlitigasi melalui mediasi terapeutik, yang dinilai sebagai mekanisme penyelesaian sengketa medis yang lebih cepat, efektif, dan proporsional dalam sistem kesehatan Indonesia.

Penelitian ini berangkat dari kebutuhan penyelesaian sengketa medis yang tidak hanya bertumpu pada hukum formal, tetapi juga mengedepankan nilai kemanusiaan, musyawarah, dan keadilan dalam Pancasila.

“Mekanisme yang ada sering terfokus pada sanksi dan tanggung jawab hukum sehingga mengabaikan dimensi relasional antara dokter dan pasien,” ujar Promovendus.

Penelitian bertujuan untuk merumuskan konstruksi konseptual mediasi terapeuti sebagai alternatif penyelesaian sengketa medik yang berbasis perlindungan bagi dokter dan pasien secara efektif berkeadilan, serta kontekstual dengan nilai-nilai Pancasila.

Mediasi terapeutik juga berfungsi sebagai safeguard forum untuk mencegah eskalasi sengketa ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI/MPD) maupun jalur hukum.

Selain itu, penelitian ini menunjukkan adanya keselarasan antara mediasi kesehatan dengan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila kedua, keempat, dan kelima yang menekankan prinsip kemanusiaan, musyawarah, dan keadilan.

Melalui penelitiannya, Yulia tidak hanya menawarkan pembaruan konseptual dalam bentuk mediasi terapeutik, tetapi juga menghadirkan pendekatan yang lebih humanis dan berkeadilan sesuai nilai-nilai Pancasila.

Harapannya, gagasan ini dapat menjadi rujukan penting bagi pembuat kebijakan, tenaga kesehatan, serta masyarakat dalam penyusunan regulasi mengenai Mediasi Terapeutik yang lebih efektif, adil, dan berorientasi pada perlindungan bagi dokter maupun pasien di Indonesia. [Magang_Raissa Mutiara K/Samsul Sunardi]

Tinggalkan Balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here

20 + = 26