(Unila) : Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila) menempati posisi FEB terakreditasi internasional pertama di Sumatera setelah menerima sertifikat The Alliance on Business Education and Scholarship for Tomorrow, 21st Century Organization (ABEST 21) beberapa waktu lalu.

“ABEST 21 merupakan lembaga sertifikasi sekolah bisnis berskala internasional yang berdomisili di Jepang. Saat ini baru 18 negara yang terdaftar di dalamnya,” ujar Dekan FEB Unila Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., kemarin.

Dengan demikian pencapaian ini mengikuti fakultas ekonomi dan bisnis di perguruan tinggi lain seperti Universitas Brawijaya (FEB-UB), Universitas Indonesia (FEBUI), Universitas Padjajaran (FEB Unpad), termasuk Sekolah Tinggi Ilmu Bisnis dan Manajemen Intitut Teknologi Bandung (STIBM ITB).

Untuk Indonesia sendiri baru 12 FEB yang telah mendapatkan akreditasi ABEST 21. Sebanyak 10 FEB berada di pulau Jawa, satu di Sulawesi, dan di Sumatera yakni FEB Unila. Ke-12 FEB tersebut merupakan lembaga yang telah terakreditasi A.  “Kita pertama di Sumatera dan nomor dua di luar Jawa,” katanya.

Untuk memperoleh ABEST 21, terus Satria, harus melewati beberapa tahapan yang di antaranya terlebih dahulu menjadi anggota dengan akreditasi A nasional. Syarat lainnya antara lain memiliki rencana akreditasi, laporan evaluasi diri dan visitasi, lulus pemberian pengarahan tim pier-reviewer akreditasi, hingga proses penyaringan akreditasi selama 2 tahun.

Dipaparkan Satria, FEB Unila berhasil bergabung dalam ABEST 21 hanya dalam kurun waktu persiapan 1 setengah tahun. Pengajuan proposal diterima Agustus 2013 dan pada 6-8 Maret FEB Unila berkesempatan untuk melakukan presentasi ke Universitas Sony, Tokyo, Jepang. Kemudian dilanjutkan dengan proses verifikasi hingga dinyatakan lulus di Univeritas Scuba, Tokyo, Jepang.

Unila termasuk salah satu PTN Indonesia di antara 17 kampus di dunia yang akreditasi internasionalnya diakui luas. FEB Unila bisa memperoleh ABEST 21 setelah lulus 10 verifikasi standar internasional di antaranya profil dan sejarah, program pendidikan, metode pengajaran, strategi, hingga isu ke depan.

Profesor kelahiran Pulau Pisang, kabupaten Pesisir Barat itu mengungkapkan, perolehan akreditasi ABEST 21 melengkapi capaian FEB Unila dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya FEB Unila mendapat akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT).

Tak hanya itu, prestasi FEB Unila juga ditorehkan melalui perolehan sertifikat penjamin mutu pendidikan internasional dari UCAS yang berpusat di London, Inggris. Serta sertifikat ISO 9002/2008 pada tiga program studi di lingkungan FEB, termasuk Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP) Manajemen dan Akuntansi.

“Untuk mencapai level world class faculty atau sekolah bisnis berskala internasional tak hanya ditunjang dari kualitas alumni atau lulusannya, tetapi juga penting untuk membangun branding lembaganya, guna memperoleh pengakuan dari pihak eksternal,” pungkasnya.[] Inay