
(Unila): Prof. Dr. (H.C) Dahlan Iskan tantang mahasiswa untuk melakukan perubahan. Mantan Menteri BUMN periode 2011-2014 itu mengatakan, maju mundurnya suatu bangsa tidak bergantung sepenuhnya pada pemerintahan tapi pada sikap rakyatnya sendiri.
Menurutnya, saat ini Indonesia memiliki potensi besar untuk maju di mana ada 120 juta orang yang sudah lepas dari garis kemiskinan, sedangkan sisanya 100 juta orang masih bergerak untuk mensejahterakan dirinya.
Ia memandang, tanpa campur tangan pemerintah pun ke-100 juta orang ini pun akan bergerak maju karena ‘terkondisikan’. Dahlan berharap, mahasiswa dpaat menjadi bagian dari 120 juta orang yang sudah lepas dari garis kemiskinan untuk membawa negara ini lebih maju.
120 juta penduduk Indonesia yang sudah berhasil membawa dirinya menuju kematangan merupakan orang yang kritis, vokal, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan mencari kematangan. Karakter mereka ini juga sesuai dengan karakter mahasiswa saat ini.
Memang semua tergantung dari sudut pandang masing-masing. Memandang Indonesia tergantung dari sudut pandang kita. Kalau kita menganggap dari 220 juta jiwa ini masih ada yang masih miskin maka akan Indonesia akan tetap miskin.
“Tapi kalau kita memandang sudah lebih dari 100 juta penduduk kita yang lepas dari garis kemiskinan maka Indonesia akan bergerak maju. Nah sekarang tinggal mahasiswa tentukan sikap untuk turut bergerak maju,” ujarnya.
Terkait dengan rencana kunjungan mahasiswa ke Batutegi, Dahlan menyarankan untuk melihat kondisi real di pedesaan. Mahasiswa harus melihat keadaan masyarakat sekarang, berikut kompleksitas prolematikanya. Itu lah yang harus menjadi tantangan untuk melakukan perubahan menuju lebih baik.
Ia mencontohkan di bidang pertanian sulit sekali mencari orang yang mau bergelut di sana. “Misalnya mencari ibu-ibu yang mau menanam padi sudah sangat sulit. Akibatnya musim tanam bisa bergeser satu minggu atau lebih. Padahal menurut ahli, menanam padi harus tepat waktu karena berhubungan dengan kualitas padi itu sendiri. Begitu juga mencari orang yang memanen padi, nderes karet, panen sawit. Maka teknologi mau tidak mau harus menggantikan itu,” paparnya.
“Masyarakat butuh sains, butuh pengetahuan untuk menuju Indoenesia lebih baik lagi”.
Wakil Rektor Bidang Alumni dan Kemahasiswaan Prof. Karomani yang mewakili rektor menambahkan, melalui kegiatan ini mahasiswa bisa belajar banyak. Ini pun sesuai tema yang diangkat kali ini yaitu Bangkitkan Jiwa Saintis Muda, Mengabdi, dari Desa untuk Indonesia.[inay]










