(Unila) : Bandarlampung berpotensi menjadi kota ekologis atau prolingkungan hidup. Pandangan tersebut muncul pascadigulirkannya materi program perubahan iklim Kota Bandarlampung yang dinilai efektif mengubah perilaku siswa untuk lebih peduli pada lingkungan. Demikian diungkapkan Ketua Lembaga Penelitian (Lemlit) Universitas Lampung (Unila) Admi Syarif, saat memaparkan hasil penelitian bertitel Efektivitas Kebijakan Penerapan Bahan Ajar Pendidikan Perubahan Iklim dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan, Minggu (22/9).

Admi mengatakan, Lemlit Unila dalam menyambut dies natalis Unila ke-48 ini memaparkan 43 prosiding yang diekspos melalui jurnal ilmiah. “Salah satunya hasil riset milik dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila Maulana Mukhlis, mengenai penerapan bahan materi perubahan iklim di empat sekolah uji coba selama satu tahun di Bandarlampung,” ujarnya.

Ditemui secara terpisah Maulana Mukhlis menguraikan, penelitian ini bertujuan mengkaji efektivitas penerapan bahan ajar pendidikan perubahan iklim di Kota Bandarlampung dalam mewujudkan salah satu indikator pembangunan berkelanjutan, yaitu keberlanjutan ekologis atau prolingkungan hidup.

Dikatakan anggota tim program ketahanan Kota Bandarlampung terhadap perubahan iklim ini, lingkungan hidup merupakan salah satu dari tiga aspek utama pembentuk pembangunan yang berkelanjutan.

“Secara teori, pembangunan berkelanjutan hanya akan dicapai apabila ketiga aspek utama, yakni lingkungan hidup atau ekologi, ekonomi, dan sosial dapat dipadukan dalam proses pembuatan kebijakan di suatu daerah,” terangnya.

Maulana menguraikan, fokus ketercapaian indikator ekologis khususnya di lingkungan sekolah, dapat diukur dengan berbagai variabel. Salah satunya adalah indeks kesesuaian, seperti nisbah luas ruang terbuka hijau terhadap luas sekolah (semakin berkurang atau tidak), nisbah debit air sumur dalam musim hujan terhadap kemarau, kualitas udara, pengelolaan air hujan, efisiensi energi, serta pemanfaatan lingkungan sekolah untuk tanaman hijau.

“Dengan adanya keterpaduan antara Tim Koordinasi Ketahanan Perubahan Iklim, Pemkot, warga sekolah, hingga warga sekitar sekolah dalam program ini, maka Bandarlampung akan menjadi basis ekologis yang kuat,” kata dia.[] Mutiara