(Unila) : Pembantu Rektor I Bidang Akademik Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin memastikan rencana pemerintah mempriotitaskan alumni penerima bantuan pendidikan masyarakat miskin berprestasi (Bidikmisi) menjadi dosen tetap Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Program diselenggarakan melalui Beasiswa Unggulan (BU) Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti).
“Surat edarannya sudah saya terima beberapa waktu lalu. Jadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan mengedepankan para alumni penerima Bidikmisi di tiap PTN untuk memperoleh Beasiswa Unggulan Dikti yang memang dipriotitaskan menjadi dosen PTN,” ujar Hasriadi, Selasa (28/1).
Ia menjelaskan, Bidikmisi merupakan bantuan penuh pembiayaan pendidikan. Diberikan pemerintah kepada mahasiswa PTN kurang mampu secara ekonomi, namun memiliki kemampuan akademik memadai. Penerima Bidikmisi dijaring melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) maupun Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Beasiswa Unggulan Dikti, kata Guru Besar Fakultas Pertanian Unila ini, merupakan bantuan lanjut studi program magister (S2) maupun doktoral (S3). Diperuntukkan bagi alumni PTN yang memiliki prestasi akademik untuk kemudian diangkat menjadi tenaga pendidik PTN bersangkutan. Itu setelah mereka menuntaskan masa studinya di berbagai perguruan tinggi dalam negeri.
Dengan program ini tentu kesempatan orang-orang tidak mampu secara ekonomi untuk menjadi dosen terbuka lebar. Jika tidak demikian maka peluang mereka menjadi dosen akan sangat sulit, mengingat biaya pendidikan saat ini sangat tinggi, apalagi hingga jenjang S2 dan S3 yang mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Hasriadi menambahkan, Unila sendiri dalam tiga tahun terakhir telah mengelola sekitar 1.500 mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi. Untuk tahun pertama Unila memperoleh kuota 300 orang, tahun kedua 500 orang, dan tahun ketiga berjumlah 700 orang. “Peningkatan kuota hampir terjadi setiap tahun, ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah memberdayakan mereka yang tak mampu di negeri ini,” pungkasnya.[] Inay










