Kunjungan KKn Way Kanan
Kunjungan KKN Way Kanan

(Unila) : Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. baru saja mengunjungi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Lampung Timur dan Way Kanan. Kunjungan ke Way Kanan berlangsung Senin—Selasa, 18—19 Februari 2013. Rektor Unila beserta rombongan mengunjungi dua desa, yakni Desa Bratayudha, Kecamatan Blambangan Umpu dan Desa Kedaton, Kecamatan Kasui, Way Kanan.

“Alhamdulillah mereka sehat semuanya dan menyenangkan, terutama kan mereka tinggal di tempat yang jauh ya. Apalagi ini masuk lagi ke dalam, yang satunya di Bumi Ratu, tapi masuk ke dalam, cukup jauh. Dari Bumi Ratu perjalanan kurang lebih 30 menit, yang satunya lagi di kecamatan Kasui, Desa Kedaton, Dusun Tiga dan Dusun Lima. Lokasinya tidak bisa menggunakan kendaraan roda empat,” terangnya, Rabu (20/2).

Rektor mengaku bangga dengan keberadaan mahasiswa KKN membina di tempat terpencil. “Di sana untuk jangkauan transportasi dan jangkauan listrik impossible. Akhirnya kita dengan Corporate Social Responsibility (CSR) dari PLN kita membuat listrik PLTA 10 ribu watt dan satunya 5 ribu watt. Insya Allah dengang 67 KK (Kepala Keluarga, red) yang ada di dusun Tiga Desa Kedaton kecamatan Kasui itu bisa terterangi,” lanjut Sugeng.

Nantinya, pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) akan diserahkan kepada  Lembaga Pengabdian Masyarakat Unila.  Dosen-dosen Unila akan melakukan pengabdian di wilayah yang sama. Namun, secara teknis melibatkan Teknik Elektro Unila.

Sugeng memaparkan, hal paling penting adalah pembinaan masyarakat. KKN berikutnya akan tetap di tempat yang sama dan meneruskan program-program yang belum tuntas.

KKN di Desa Kedaton menitikberatkan  pada permasalahan air, baik mengenai kejernihan, konservasi, pemeliharaan ikan dan pemanfaatan listrik. “Pemanfaatan listriknya dalam arti koprasinya, pelayanan jaringan listriknya, segala macem  harus diatur, mungkin nanti anak-anak KKN yang akan mengaturnya untuk peraturan desanya,” tambah Rektor.

Mahasiswa KKN, kata Sugeng, harus mendapatkan tantangan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Meski begitu, mereka tetap mendapat bimbingan dari para dosen pembimbing lapangan dan bupati setempat. Unila bermaksud menyiapkan mahasiswa supaya tangguh menyelesaikan masalahnya setelah lulus dan kembali berbaur dengan masyarakat.

Lebih lanjut Sugeng mengharapkan agar Fakultas Pertanian Unila membantu penyelesaian masalah petani karena sebagian besar masyarakat di lokasi KKN merupakan petani kopi, lada, dan durian. Meski selalu berbuah, namun ia menilai hasilnya kurang optimal. Karenanya, dibutuhkan teknik pertanian multiple spesies agar hasilnya maksimal. Hal yang tak kalah penting adalah pemasaran karena wilayahnya masih sangat terpencil. “Jalannya licin, belum ada aspal. Ada yang belum ada jembatannya,” urainya.

Rektor mengaku, kunjungannya ke sana dalam rangka melihat tanggapan masyarakat terhadap KKN apakah menerima atau menolak. “Lampung Timur dan Way Kanan yang saya datangi sangat senang sekali, justru mengharapkan,” ungkapnya.

Ia menerangkan, paling tidak mahasiswa Unila menularkan ilmu kepada masyarakat karena akses pendidikan cukup jauh. Selain itu, menyosialisasikan Program Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP) dan menanamkan  pemikiran masyarakat bahwa Unila tidak mahal. Tahun ini 20 persen UML telah dihapuskan, sehingga peluang bagi masyarakat prasejahtera lebih besar.

Rektor juga mengomunikasikan kepada para bupati tentang kendala masyarakat prasejahtera dalam mengenyam pendidikan, baik dari segi biaya kuliah maupun transportasi dan akomodasi selama mendaftar kuliah. Baik Bupati Way Kanan, maupun Bupati Lampung Timur, menurut Sugeng, mengaku siap membantu calon mahasiswa dari keluarga prasejahtera di wilayahnya.[]