(Unila): Teater Kurusetra, salah satu divisi teater dari Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Lampung (Unila), berhasil lolos kurasi dan terpilih sebagai salah satu komunitas teater yang akan menampilkan karyanya pada ajang nasional Festival Teater Indonesia (FTI) 2025.
Festival ini diselenggarakan Titimangsa bersama Penastri (Perkumpulan Nasional Teater Indonesia) dan didukung Direktorat Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.
Karya yang akan dipentaskan berjudul “Orang-Orang Proyek”, sebuah adaptasi dari novel Ahmad Tohari. Pementasan tersebut dijadwalkan tampil pada 2 Desember 2025 pukul 16.00 wib di Gedung RRI Medan.
Mengangkat satire sosial, karya ini menyoroti dunia pembangunan yang kerap kehilangan sisi kemanusiaannya, menyingkap intrik, korupsi, serta terkikisnya idealisme para pekerja proyek akibat kepentingan politik dan ekonomi.
Ketua UKMBS Unila, Lentera Dzulqarnain, menyampaikan rasa bangganya atas prestasi ini.
“Ini sebuah kehormatan bagi organisasi mahasiswa untuk dapat membawa nama Lampung di panggung teater nasional. Teater Kurusetra berhasil lolos dari proses kurasi ketat yang diikuti 180 kelompok dari berbagai daerah di Indonesia,” ujarnya.
Ia menambahkan, capaian ini menjadi momentum penting serta bentuk pengakuan terhadap konsistensi dan dedikasi Teater Kurusetra dalam dunia seni pertunjukan.
Tim kuratorial FTI 2025 beranggotakan para praktisi dan pekerja teater lintas disiplin, di antaranya Ibed S. Yuga, Yustiansyah Lesmana, Arifin Baderan, Fedli Aziz, Syamsul Fajri, Nurul Inayah, Shinta Febriany, dan Tyas Setyawati.
Mereka menyeleksi lebih dari 180 proposal alih wahana karya sastra ke bentuk teater yang dikirim dari seluruh Indonesia. Festival Teater Indonesia sendiri merupakan ruang pertemuan para pelaku, pendukung, dan penonton teater di empat wilayah penyelenggaraan utama: Palu, Mataram, Jakarta, dan Medan.
Dari proses kurasi, terpilih 16 komunitas dan individu terbaik, antara lain Insomnia Theater Movement (NTB), Komunitas Sakatoya (DIY), Lentera Silolangi (Sulteng), Teater Lho Indonesia (NTB), Teater Kubur (DKI Jakarta), hingga Teater Kurusetra (Lampung).
Dalam semangat kesetaraan dan keberagaman, kurator FTI 2025, Nurul Inayah, menyampaikan harapannya agar festival ini tidak hanya menjadi ajang pementasan, tetapi juga ruang refleksi atas dinamika teater di berbagai daerah.
Ia menegaskan, FTI bertujuan membangun jembatan antara teater dan sastra sekaligus membuka ruang yang merata bagi para pelaku seni di seluruh Indonesia.
Melalui festival ini, pertemuan lintas pulau dan lintas generasi diharapkan mampu melahirkan gagasan-gagasan baru yang memperkaya ekosistem teater nasional [Rilis]














