(Unila): Rizki Wahyu Yunian Putra, mahasiswa Program Studi Doktor Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Lampung (Unila), berhasil meraih prestasi sebagai Wisudawan Terbaik Tingkat Universitas pada wisuda periode delapan tahun akademik 2024/2025. Ia dinobatkan sebagai lulusan terbaik kesatu program doktor dengan predikat pujian dan total skor 390.
Menyelesaikan pendidikan doktor dalam waktu 2,92 tahun, Rizki menunjukkan komitmen tinggi dalam bidang akademik, riset, serta pengembangan ilmu pendidikan. Judul disertasinya adalah “Pendekatan Realistic Mathematic Education dengan Scaffolding untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis mahasiswa.” Penelitian ini menghasilkan pendekatan baru yang diberi nama RMES, bersifat lebih inklusif dan mampu mengakomodasi perbedaan kemajuan belajar mahasiswa.
Rizki resmi menjadi mahasiswa Program Doktor Pendidikan Unila pada 2022. Restu keluarga dan pimpinan mengiringi langkahnya untuk melanjutkan studi. Perjalanan akademiknya sempat menghadapi ujian berat ketika pada Januari 2024 ia mengalami sakit jantung dan harus menjalani perawatan intensif. Kondisi tersebut membuatnya harus mengurangi aktivitas, namun dengan kesabaran dan dukungan keluarga serta promotor, ia tetap melanjutkan penelitian hingga berhasil melewati berbagai tahapan akademik, mulai dari seminar proposal pada Desember 2023, seminar hasil pada April 2025, ujian komprehensif pada Mei 2025, ujian tertutup pada Juni 2025, hingga promosi doktor pada Juli 2025.
Selain aktif menulis disertasi, Rizki juga produktif dalam publikasi ilmiah. Ia telah menulis satu artikel di jurnal Scopus, satu artikel di jurnal Sinta 2, dua kali presentasi dalam seminar internasional, serta beberapa publikasi di jurnal Sinta 3. Risetnya diyakini memberi kontribusi besar terhadap pengembangan pembelajaran matematika, terutama dalam meningkatkan kemampuan representasi matematis mahasiswa.
Perjalanan menuju gelar doktor bukan tanpa tantangan. Selain masalah kesehatan, Rizki juga harus pandai membagi waktu antara penelitian, perkuliahan, dan aktivitas lain. Ia menerapkan manajemen waktu dengan membagi prioritas ke dalam empat radian, dengan menekankan pada hal yang penting dan mendesak, serta menghindari aktivitas yang tidak penting. Baginya, kunci keberhasilan adalah menjaga konsistensi, menikmati proses, serta selalu percaya diri.
Momen wisuda kali ini terasa penuh makna sekaligus haru. Pada 20 Agustus 2025, ayahanda Rizki wafat di Madinah saat menjalani ibadah umrah, dan dimakamkan di Pemakaman Baqi. Meski sempat khawatir tidak dapat hadir dalam prosesi wisuda, Rizki akhirnya bisa mengikuti acara bersejarah tersebut dengan penuh rasa syukur.
“Selalu percaya diri, menikmati proses, dan melakukan yang terbaik. Mimpi dapat tercapai dengan usaha yang diiringi doa,” ungkap Rizki.
Ke depan, Rizki berencana melanjutkan dan mengembangkan hasil penelitiannya dengan memperhatikan perkembangan teknologi, pedagogi, dan konsep pembelajaran. Ia berharap konsistensinya di bidang ini dapat menjadi jalan menuju guru besar sesuai kepakarannya. Menutup wawancara, ia menyampaikan pesan untuk mahasiswa Unila agar tidak berhenti bermimpi dan terus berjuang dengan penuh keyakinan.
“Terima kasih kepada Unila yang telah memberikan bekal pendidikan sebagai jalan pengabdian kepada masyarakat. Selalu memupuk motivasi sebagai bakti kepada orang tua dan keluarga. Mimpi dapat tercapai dengan usaha dan diiringi doa,” tutupnya.