(Unila): Tim dosen dan mahasiswa Universitas Lampung (Unila) mengimplementasikan metode ramah lingkungan untuk pengendalian penyakit anggrek alam di Kebun Raya Liwa melalui uji antagonistik dan induksi ketahanan mikoriza endofit.
Kegiatan yang dilaksanakan di Kebun Raya Liwa, Way Mengaku, Balik Bukit, Lampung Barat, Senin 11 Agustus 2025, merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat Diseminasi Hasil Riset (PKM-DHR) dan kelanjutan penelitian terapan yang dibiayai Hibah Penelitian DIPA BLU LPPM Unila tahun 2025.
Tim pelaksana terdiri dari Dr. Mahfut, M.Sc., Prof. Admi Syarif, Ph.D., Dr. Sri Wahyuningsih, M.Sc., dan Diana Salsabila, S.Si., bersama mahasiswa doktoral FMIPA Unila Agus Rahardi, S.Kom., M.T.I., dan Budi Asmanto, S.T., M.T.I.
Kegiatan dihadiri oleh Sekretaris BRIDA Lampung Barat Agustina Handayani, S.Sos., Kepala UPTD Kebun Raya Liwa R. Budiman, S.E., karyawan BRIDA, teknisi lapangan Kebun Raya Liwa, serta mahasiswa, dengan total 35 peserta.
Kebun Raya Liwa merupakan kebun raya daerah binaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menjadi rumah bagi ratusan spesimen anggrek alam endemik Sumatera Bagian Selatan.
Hingga November 2013, koleksi Kebun Raya Liwa mencapai 805 spesimen dari 60 marga, dengan marga terbanyak Dendrobium (48 koleksi), disusul Eria (40) dan Bulbophyllum (38). Koleksi tersebut sebagian besar hasil eksplorasi bersama BRIDA Lampung Barat di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan hutan lindung pada ketinggian 0–2.000 mdpl.
Ancaman utama keberlanjutan koleksi anggrek adalah pembalakan hutan, eksploitasi berlebihan, dan serangan penyakit yang disebabkan virus, bakteri, jamur, maupun infeksi campuran. Selama ini, pengendalian dilakukan secara konvensional dengan pestisida komersial yang dinilai mahal dan berisiko bagi lingkungan.
Melalui PKM-DHR ini, tim Unila memperkenalkan metode diagnosis dan pengendalian penyakit menggunakan uji antagonistik dan mikoriza endofit yang lebih ramah lingkungan, efektif, dan efisien.
“Program ini menjadi sarana transfer pengetahuan kepada karyawan dan teknisi Kebun Raya Liwa agar mampu melakukan diagnosis dan pengendalian penyakit anggrek secara mandiri,” ujar Dr. Mahfut mewakili tim.
Kegiatan ini juga merupakan bagian dari Program Kerja Sama (PKS) FMIPA Unila dengan Kebun Raya Liwa, yang menargetkan keberlanjutan konservasi anggrek alam.
Diharapkan, metode yang dikembangkan dapat diterapkan secara berkelanjutan untuk menjaga kelestarian anggrek sebagai plasma nutfah penting dan penunjang pengembangan tanaman hias di Lampung Barat. [Rilis]