(Unila): Mahasiswa Universitas Lampung (Unila) yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan XIII, di Sulawesi Selatan, menginisiasi Gerakan Sadar Sampah di Pulau Laiya, Desa Mattiro Labangeng, Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, Kabupaten Pangkep.

Kegiatan ini difokuskan pada penanggulangan sampah plastik di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang masuk dalam kawasan konservasi, termasuk Pulau Laiya yang dikenal kaya potensi laut dan sumber daya alam.

Mayoritas warga pulau ini menggantungkan hidup pada sektor perikanan tangkap, dengan 54 dari 177 pekerja desa bermata pencaharian sebagai nelayan. Mereka menangkap ikan, kepiting, udang, dan teripang untuk dijual ke pengumpul lokal atau industri di daratan, seperti Pangkep dan Makassar.

Selain itu, warga membudidayakan rumput laut, memanfaatkan tanaman lokal bernilai ekonomi seperti pohon sukun dan kelor, serta membuat perahu tradisional untuk transportasi maupun pesanan komersial. Namun, aktivitas ekonomi masyarakat mulai terancam oleh pencemaran limbah, terutama sampah plastik yang mengganggu ekosistem laut.

“Kami melihat langsung bagaimana limbah mengancam kelestarian Pulau Laiya dan mata pencaharian masyarakatnya,” ujar Aqwam Nugraha, Koordinator Desa sekaligus delegasi Unila dalam KKN Kebangsaan XIII.

Menjawab tantangan tersebut, Aqwam dan tim merancang program Island Clean Up Rangers, yakni pengelolaan sampah berbasis edukasi dan partisipasi warga.

“Melalui program ini, kami tidak hanya membersihkan pulau, tapi juga membangun kesadaran kolektif serta membekali warga dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola limbah domestik secara mandiri. Kami percaya setiap langkah kecil dapat membawa perubahan besar,” imbuhnya.

Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di Pulau Laiya meliputi edukasi dan sosialisasi mitigasi pengelolaan sampah dan pemilahan limbah, aksi bersih pulau bersama mahasiswa se-Indonesia dan warga untuk mengumpulkan limbah organik dan anorganik, pelatihan daur ulang pembuatan ecobrick, eco-enzyme, biopori, dan kompos, pembentukan komunitas lingkungan yang digerakkan pemuda dan ibu-ibu, serta pemanfaatan limbah organik rumah tangga menjadi produk bermanfaat.

Gerakan ini merupakan bagian dari tema besar KKN Kebangsaan 2025, “Wisata Budaya Warisan Dunia sebagai Aksi Kebangsaan: Kampus Berdampak, dan Mengabdi Untuk Negeri.” Program melibatkan 99 perguruan tinggi yang disebar di 21 desa/kelurahan di Kabupaten Maros dan Pangkep, meliputi kawasan geopark, situs budaya, serta pulau-pulau kecil di Sulawesi Selatan.

Selain Unila, perguruan tinggi yang ikut serta di antaranya Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Sembilanbelas November Kolaka (USN), Universitas Boyolali, Universitas Khairun (UNKHAIR), Universitas Bangka Belitung (UBB), dan Universitas Halu Oleo (UHO). [Rilis]

Tinggalkan Balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here

− 4 = 6