(Unila): Mimpi besar tak pernah mengkhianati usaha. Perjalanan akademik penuh tekad, riset berbulan-bulan, hingga syukur tiada henti mewarnai kisah Puan Mutia Ayunisa, mahasiswa Program Magister Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung (Unila), berhasil meraih predikat lulusan terbaik pertama program magister tingkat universitas dalam wisuda periode VI tahap I tahun akademik 2024/2025, di Gedung Serbaguna Unila pada Sabtu, 20 Juli 2025.

Perempuan yang akrab disapa Puan ini mencatat skor kumulatif 376 dengan predikat pujian, berkat capaian akademik, publikasi ilmiah, dan kontribusi nyata dalam dunia riset agroindustri.
Masyaallah, saya sangat bersyukur dan terharu,” ujar Puan saat mengetahui dirinya dinobatkan sebagai lulusan terbaik.
Ia mendedikasikan pencapaian ini untuk kedua orang tua dan keluarganya, sembari mengungkapkan rasa terima kasih kepada dosen pembimbingnya sejak jenjang sarjana, Dr. Dewi Sartika, S.T.P., M.Si., yang terus menjadi pengarah dan inspirator.
Motivasi Puan selama studi bukan semata mengejar gelar, tetapi keyakinan bahwa ilmu adalah amanah yang harus membawa manfaat. “Saya ingin apa yang saya pelajari dapat menjadi berkah, bukan hanya untuk diri saya, tapi juga bagi masyarakat,” tuturnya.
Dalam tesisnya, Puan mengangkat topik diversifikasi produk hasil pertanian berbasis ikan nila Ranau, komoditas unggulan Provinsi Lampung yang potensinya belum banyak dioptimalkan.
Ia mengembangkan produk olahan seperti abon ikan sebagai upaya menambah nilai ekonomi, memperpanjang masa simpan, dan menciptakan model agroindustri lokal berkelanjutan.
Tak hanya berhenti di laboratorium, hasil riset Puan juga diterbitkan di jurnal ilmiah nasional terakreditasi SINTA dan jurnal internasional bereputasi. Ia mengaku prosesnya penuh tantangan. “Publikasi itu seperti maraton yaitu panjang, penuh revisi, dan butuh konsistensi. Tapi hasilnya sangat memuaskan,” jelasnya.
Perbedaan atmosfer antara jenjang sarjana dan magister terasa signifikan bagi Puan. Jika di jenjang sarjana didominasi banyak mata kuliah dan tugas teknis, maka jenjang magister proses belajar lebih dalam dan analitis.
“Diskusinya lebih intens, ilmunya lebih aplikatif, dan saya harus belajar banyak hal baru terutama di bidang pangan,” kata Puan.
Tantangan terbesar selama studi justru datang dari bagaimana mengatur waktu secara efektif. Untuk itu, ia mengandalkan sistem to-do list harian dan manajemen prioritas agar tetap fokus dan produktif sepanjang masa kuliah.
Selama menempuh studi magister, Puan merupakan penerima Beasiswa Unggulan dari Kemendikbudristek. Dukungan ini bukan hanya dalam bentuk pembiayaan, tetapi juga pelatihan, mentoring, hingga jejaring akademik.
“Saya bahkan berkesempatan menjadi mentor bagi mahasiswa lain dalam komunitas beasiswa,” tuturnya bangga.
Puan pun membagikan kiat sukses bagi pejuang beasiswa. “Tipsnya, pahami visi lembaga penyedia, buat esai yang relevan, dan aktif dalam komunitas, serta yang paling penting, pahami diri sendiri dan niatkan setiap langkah sebagai bentuk ibadah,” tuturnya.
Usai menyandang gelar magister, Puan berencana melanjutkan langkahnya sebagai akademisi dan praktisi di bidang teknologi pertanian. Ia juga membuka peluang untuk studi doktoral di masa depan.
“Saya percaya, pendidikan adalah bekal penting untuk menjadi pribadi yang mandiri dan berdaya.”
Dari penelitian hingga jurnal bereputasi, perjalanan akademik Puan Mutia Ayunisa adalah kisah tentang konsistensi, keberanian, dan keyakinan pada mimpi besar.  “Teruslah bermimpi. Jangan pernah takut merencanakan hal-hal besar dalam hidup. Jika dilakukan dengan sepenuh hati, insyaallah hasilnya tidak akan mengecewakan.” [Magang_Vera Sihotang]

Tinggalkan Balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here

38 − 31 =