
(Unila) : Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) untuk siswa SMA/SMK/MA telah dimulai 8 Februari lalu. Peserta dianjurkan mengoptimalkan pilihan pertama. “Salah satu tips agar berhasil dalam SNMPTN adalah mengoptimalkan pilihan program studi pada pilihan pertama,” kata Humas Panitia Lokal SNMPTN 2013 Universitas Lampung (Unila), Muhammad Komarudin, Senin (11/2).
Strategi tersebut menurutnya yang paling rasional jika dilihat dari sisi perguruan tinggi yang juga mempertimbangkan minat dan keseriusan peserta atas pilihannya. “Mereka ingin calon mahasiswa yang mereka pilih serius,” ujarnya.
Artinya, lanjut Komarudin, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pun memilih calon mahasiswa yang ketika dinyatakan lulus pada pendaftaran SNMPTN tidak mengundurkan diri alias menggugurkan haknya dengan mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN). Itulah sebabnya PTN jarang atau sangat kecil sekali menjatuhkan pilihannya kepada mahasiswa yang memilih program studi (prodi) PTN tersebut sebagai pilihan kedua. “Dengan demikian, jika ingin berhasil, paling tidak peserta menempatkan program studi yang ia minati pada pilihan pertama,” pungkasnya.
Berkaca dari SNMPTN Undangan yang sudah berlangsung beberapa tahun terakhir dan menjadi cikal bakal konsep SNMPTN saat ini, strategi penempatan program studi yang paling relevan untuk dimasuki pada pilihan kedua adalah strategi yang kurang baik. “Tak sedikit peserta yang menempatkan program studi favorit sebagai target maksimal dan menjadikannya sebagai pilihan pertama,” katanya.
Artinya, tambah Komarudin, peserta harus menimbang berdasarkan kemampuan akademik yang ia miliki. Ini dilihat dari nilai semester dan perkiraan hasil ujian nasional yang akan dicapai nanti. Sebab itu, menempatkan prodi dengan tingkat persaingan yang berkesesuaian dengan kemampuan akademik adalah langkah bijak.
“Contoh, jika nilai rata-rata rapor selama ini pas-pasan, jangan nekat ataupun iseng memilih jurusan pada fakultas kedokteran yang menuntut nilai rata-rata tinggi. Pilihan bijaksana adalah memilih prodi lain yang paling mungkin ditembus dengan nilai yang ia miliki. Sementara pilihan kedua bisa ditempatkan pada prodi yang kira-kira lebih mudah untuk ditembus,” tandasnya.
Komarudin memperkirakan, kegagalan siswa dalam menembus SNMPTN selama ini selain faktor kemampuan akademik, disebabkan tidak bijaknya siswa menentukan strategi pilihan prodi. Sehingga tak jarang ada siswa yang sebenarnya berkemampuan akademik baik tetapi gagal SNMPTN karena terlalu memaksakan diri berkompetisi pada prodi dengan tingkat persaingan tinggi dan jauh dari jangkauan kemampuan akademiknya.[] Mutiara
Mohon maaf sebelumnya. Siswa dibingungkan dengan nilai yang abstrak, kita tidak tahu passinggrade yang diinginkan ptn, kita juga tidak tahu peluang sekolah kita utk masuk salah satu ptn, kita hanya bisa membandingkan dengan satu sekolah saja, snmptn bagi saya adalah hasil keberuntungan.
kalau memang univerisas kan menilai keseriuesan siswa dari pilihan pertama..ya sudah hilangkan saja pilihan kedua ketiga dst..karena saya yakin untuk memutuskan pilihan 1, 2, 3 dst nya saja siwa sudah pusing kok…
Comments are closed.