(Unila): Universitas Lampung (Unila) bekerja sama dengan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbud RI mengggelar acara pembukaan rangkaian kegiatan Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) tahun 2020 secara daring, Jumat (23/10/2020).

Acara dibuka secara resmi oleh Plt. Kepala Pusat Prestasi Nasional Kemendikbud RI Asep Kusmayadi, S.IP., M.Si., dan dihadiri jajaran pimpinan di lingkungan Unila, para pimpinan seluruh perguruan tinggi di Indonesia, juri, dan peserta KRTI 2020.

KRTI 2020 yang mengusung tema “Menuju Kemandirian Teknologi Wahana Terbang Tanpa Awak UAV For Covid-19 Pandemi” ini diikuti 122 tim dari 45 perguruan tinggi seluruh Indonesia. Rangkaian kontes dilaksanakan mulai 23 Oktober 2020 dan akan ditutup pada 31 Oktober mendatang.

Kelua Pelaksana KRTI 2020 Meizano Ardhi Muhammad, M.T., dalam laporannya menyampaikan, Unila berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan Puspresnas Kemendikbud RI yang menunjuk Unila sebagai tuan rumah pelaksanaan KRTI tahun 2020.

Tahun ini, kegiatan KRTI berada di bawah program Puspresnas Kemendikbud RI dan Unila ditunjuk kedua kalinya menjadi tuan rumah penyelenggara, setelah sebelumnya pernah menjadi tuan rumah pada 2016.

Kontes robot terbang Indonesia diselenggarakan sebagai media bagi generasi muda berkreasi dalam pengembangan dan penerapan teknologi robot terbang sekaligus menyediakan forum bersama untuk belajar dan bertukar informasi dalam wadah kreasi.

Kontes ini juga merupakan ajang inovasi bergengsi tahunan di Indonesia yang diperuntukkan bagi mahasiswa seluruh Indonesia dalam bidang robotika dan dirgantara.

Penyelenggaraan KRTI 2020, menurutnya, memiliki tantangan besar karena terjadi pada masa pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia. Akan tetapi, dengan semangat membangun bangsa, Puspresnas Kemendikbud RI dan Universitas Lampung memiliki strategi dalam pelaksanaan KRTI 2020 melalui teknologi daring.

Penggunaan teknologi daring memungkinkan dibangunnya interkoneksi antara perguruan tinggi yang mengikuti sehingga, pelaksanaan dapat dilakukan dengan lancar dan aman dari bahaya Covid-19.

KRTI 2020 memperlombakan empat cabang divisi yaitu Racing Plane (RP) sebanyak 35 tim, Fixed Wing (FW) 22 tim, Vertical Take-Off Landing (VTOL) 24 tim, dan Technology Development (TD) 41 tim yang terbagi atas tiga subdivisi meliputi Airframe Innovation 16 tim, Flight Controller 14 tim, dan Propulsion System 11 tim.

Keempat divisi yang diperlombakan pada KRTI 2020 masing-masing memiliki tema yang spesifik. Divisi RP mengusung tema “F.A.T (Fast And on Track)”, tercepat dan pada lintasan yang berbentuk angka delapan (figure-of-eight).

Divisi FW fokus pada Pengiriman Paket Darurat pada Wilayah Karantina. Selanjutnya Divisi VTOL fokus pada QR-Code based Fast Response and Accurate Shipment Delivery”, dan yang terakhir dari Divisi TD, mengangkat tema Innovate UAV Technology.

Perlombaan untuk divisi V-TOL dilaksanakan pada Jumat, 23 Oktober, mulai pukul tujuh pagi dan akan berlangsung hingga besok. Divisi FW akan diperlombakan pada 24-25 Oktober, dan divisi TD pada 26 Oktober.

Selanjutnya divisi RP berlangsung sejak 23 hingga 26 Oktober. Adapun juri yang dihadirkan pada kontes ini berasal dari lima Universitas, yakni Universitas Lampung, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Gajah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Rangkaian kegiatan KRTI 2020 akan ditutup pada 31 Oktober.

“Kontes robot terbang Indonesia 2020 memberi jalan bagi generasi muda untuk berjuang dan berkarya nyata dalam dunia robot terbang demi masa depan yang cerah bagi Indonesia,” ucap Meizano.

Sementara Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unila Prof. Dr. Yulianto, M.S., mewakili Rektor Unila menyampaikan, KRTI merupakan kegiatan yang sangat menarik bagi mahasiswa untuk mengeksploitasi kemampuannya merancang, mengimplementasi, berstrategi, dan mengembangkan ide-idenya dalam membuat wahana terbang dengan berbagai bentuk, struktur, serta kecerdasan.

Berbicara tentang situasi pandemi yang juga sedang terjadi di Indonesia, dirinya menyadari penyelenggaraan KRTI menjadi penuh tantangan. Namun meskipun begitu, ternyata semangat dan antusiasme semua pihak termasuk peserta tidak surut. Hal ini dibuktikan dengan jumlah peserta yang mencapai 122 tim dari 45 perguruan tinggi.

“Mudah-mudahan KRTI tahun ini merupakan KRTI yang bersejarah dan akan selalu dikenang karena mungkin kondisi Covid-19 seperti ini hanya akan terjadi sekali sepanjang sejarah KRTI,” tuturnya.

Kepada seluruh peserta KRTI, ia berharap dapat menjunjung sportivitas dan memberikan prestasi terbaik bagi almamater di masing-masing perguruan tinggi. []