(Unila): Universitas Lampung menghadiri National Center For Sustainability Reporting (NCSR) yang menyelenggarakan konferensi praktisi berkelanjutan tahun ke 3, di Novotel BandarLampung, Sabtu (08/12/2018).

Penyelenggaraan konferensi yang berkaloborasi dengan Ikatan Praktisi Keberlanjutan Bersertifikat (IPKB) ini, diawali dengan penyerahan Trophy Asia Sustainability Reporting Rating 2018 kepada perusahaan-perusahaan terbaik, yang telah berhasil mengonsumsikan kinerja keberlanjutan kepada pemangku kepentingan melalui laporan keberlanjutan.

Dr. Ali Darwin, AK. M.Sc mengatakan, mulai sekarang tidak ada lagi istilah winner dan runner up, seperti dalam sistem penghargaan tahun-tahun sebelumnya. Mulai tahun ini sistem tersebut diubah menjadi pemeringkatan (rating).

Karena para peserta bukan saja dari Indonesia namun dari negara-negara lain di Asia, maka brand name yang dipakai adalah “Asia Sustainability Reporting Rating”, di singkat Asia SR Rating. Ini merupakan sistem pemeringkatan laporan keberlanjutan yang pertama di Asia.

Rektor Univeritas Lampung Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. mengatakan, Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP) merupakan kegiatan perusahaan dalam mengelola proses bisnis untuk menghasilkan dampak postif pada masyarakat, ekonomi, dan lingkungan.

Keterlibatan perusahaan melakukan kegiatan CSR merupakan tuntutan dalam tanggung jawab atas dampak kerugian yang dialami masyarakat khususnya pada kerusakan lingkungan.

Diskursus mengenai CSR memang selalu menarik menjadi bahan diskusi dan kajian di kalangan para ahli, mulai mahasiswa, para akademisi, dan para praktisi bisnis.

“CSR juga menjadi bidang keilmuan karena kepentingannya yang mencakup segala aspek kehidupan, baik ekonomi, filsafat, ekologi, teknologi, humanity, ilmu sosial, sampai di bidang akuntasi,” ujar Rektor Unila.

Plt. Asisten II Ir. Taufik Hidayat, M.M., mewakili Menurut Gubernur Lampung menambahkan, perkembangan IPM di Provinsi Lampung 5 tahun terakhir terus mengalami peningkatan sejak tahun 2011 sebesar 64,20 menjadi 68,25 di tahun 2017 atau rata-rata 0,70 poin setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan pembangunan di semua aspek berjalan dengan baik dan seimbang.

Berkaitan dengan hal tersebut, seiring dengan berakhirnya periode pembangunan Tujuan Pembanguan Milenium atau MDGs di tahun 2015, negara dan masyarakat dunia termasuk Indonesia telah menyepakati Sustainable Development Goals atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sebagai agenda pembangunan global sampai dengan 2030, yang diharapkan dapat menjawab tantangan dan permasalahan global.

Pada kegiatan ini proses penilaian laporan dilakukan oleh 76 assesor yang merupakan dosen berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Peserta Asia SR Rating tahun ini dari Indonesia tercatat 38 perusahaan, Bangladesh 2 Perusahaan, Malaysia 7 Perusahaan, Singapura 4 Perusahaan, dan Filipina 5 Perushaan.[Mamanda/Humas]