(Unila): UPT Pengembangan Karir dan Kewirausahaan Universitas Lampung (PKK Unila) adakan sosialisasi tracer study di Ruang Sidang Lantai 2 Gedung Rektorat, Selasa (20/03/2018). Kegiatan ini mengundang para wakil dekan III, kepala prodi di masing-masing fakultas, dan UKM yang mengikuti wirausaha.
Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A., selaku Kepala UPT PKK saat menyampaikan laporan kegiatan mengatakan, target diadakannya pertemuan ini yaitu membangun sinergi agar UPT PKK lebih dikenal dan dapat memberi pelayanan optimal kepada seluruh stakeholder.
Sesuai dengan fungsinya, kata dia, UPT PKK ingin membantu mempersiapkan alumni sesuai kompetensi yang diperlukan dunia kerja. Tak hanya bermanfaat untuk para lulusan, program-program yang dibuat membantu program pemerintah memetakan dan menyelaraskan kebutuhan dunia kerja dengan pendidikan tinggi di Indonesia. Selain itu juga menumbuhkan minat dan budaya kewirausahaan di kalangan mahasiswa dan alumni Unila.
PKK Unila juga mempersiapkan para calon lulusan, seperti membekali keterampilan dan pengetahuan kepada mahasiswa agar setelah lulus siap mendapatkan pekerjaan atau bahkan menjadi pengusaha.
“Sehingga ketika mahasiswa lulus sudah punya 3 kemungkinan, menjadi profesional, enterpreuner, atau melanjutkan sekolah. Yang jelas tidak boleh jadi pengangguran karena jika dilihat sudah banyak lulusan yang menjadi pengangguran dan hal itu yang tidak boleh dibiarkan terjadi,” pungkasnya.
Ayi berserta timnya juga berencana membuat program uji kompetensi untuk Lembaga Sertifikat Profesi (LSP) dalam waktu dekat. Hal ini diharapkan menjadi modal bekerja para alumni.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Prof. Karomani yang juga hadir dalam kegiatan menambahkan, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa 87% keberhasilan mahasiswa tidak ditentukan oleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Jadi mahasiswa dengan IPK tertinggi belum tentu menjadi jaminan sukses di dunia kerja. Namun demikian, keberhasilan ditentukan dengan soft skill mahasiwa sedangkan IPK sendiri hanya mempunyai pengaruh sebesar 13%.
Sebagai perwakilan pimpinan bidang alumni dan kemahasiswaan, Karomani merasa bertanggung jawab terhadap seluruh calon alumni. Selain akademik, mahasiswa diharapkan memiliki keterampilan lain di bidang kewirausahaan yang kemudian akan dibina dan diarahkan dalam pekerjaan.
“Pengangguran lulusan sarjana sudah di atas lima ratus ribu. Negara dan Perguruan Tinggi harus berkontribusi mengatasi masalah pengangguran. Dalam hal ini Unila, berencana mengadakan program uji kompetensi sebagai persiapan mahasiswa Unila agar mampu bersaing.”[Dwi Putriana/Inay_Humas]