(Unila): AIESEC Lampung di bawah koordinasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (FEB Unila) mengajak kalangan muda melestarikan seni, budaya, bahasa, dan tradisi Lampung. Upaya pelestarian itu disosialisasikan lewat program bertajuk Youth Can Do.
Ketua panitia pelaksana kegiatan M Dimastya Baskara mengatakan, Tahun ini AIESEC yang merupakan organisasi kepemudaan internasional bergerak di bidang pengembangan kepemimpinan mengusung tema perkenalan budaya Lampung. Program Youth Can Do merupakan salah satu kegiatan tahunan yang diselenggarakan AIESEC Unila.
AIESEC Lampung yang didirikan sejak 17 November 2012 ini selalu menjalankan berbagai projek pelestarian segala hal tentang Lampung. Program Youth Can Do sendiri merupakan projek kelima.
Program tak hanya memperkenalkan seni, budaya, dan tradisi Lampung kepada para pemuda lokal Lampung tapi internasional. “Kalau mahasiswa asing saja mau belajar budaya Lampung, kenapa kita nggak sebagai orang Lampung sendiri? Lewat program ini kami berharap para pemuda menemukan kesadaran itu,” ujarnya.
Dimas menjelaskan, untuk menambah gaung dari programnya tersebut pihaknya sudah menggandeng tujuh sekolah di Bandarlampung yakni MAN 1, MTS 2, DCC School, Sekolah Darma Bangsa, Sekolah Pelita Bangsa, SMAN 4, dan SMPN 16. Tujuh sekolah itu, katanya, akan dijadikan pilot project lembaga pendidikan di mana pemuda dan pelajar dijadikan agen pelestari seni, budaya, bahasa, dan tradisi Lampung tingkat Kota Bandarlampung.
“Kami bersyukur para pelajar SMA sederajat sangat antusias mengikuti program Youth Can Do ini. Itu terlihat dari 450 penonton yang memadati Auditorium Radio Republik Indonesia (RRI) Lampung, Minggu (8/2) lalu,” paparnya.
Tak hanya itu, AIESEC Lampung ke depan juga akan menambah jumlah keikutsertaan mahasiswa asing dari 15 menjadi 30-35 orang. Dengan keikutsertaan negara yang lebih luas maka misi pelestarian dan pengembangan seni budaya Lampung akan makin meningkat.[] Inay