(Unila): Himpunan Mahasiswa Peternakan Universitas Lampung (Himapet Unila) berhasil meraih Program Hibah Bina Desa (PHBD) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) 2014. Dalam program ini Himapet mendapat kesempatan mengaplikasikan kelimuan yang didapat dengan membidik Desa Rejomulyo untuk pengembangan biogas.

Salah satu mahasiswa yang didaulat sebagai penanggungjawab PHBD Dwi Haryanto mengatakan, ini kali pertama bagi organisasinya mengikuti Program Hibah Bina Desa. Pengajuan proposal dikirimkan pada Maret 2014 lalu.
Himapet dalam proposalnya memaparkan fungsi biogas atau pemanfaatan kotoran hewan untuk energi alternatif. Dalam program ini, Himapet membidik Desa Rejomulyo, Jatiagung, Lampung Selatan. Desa Rejomulyo dipilih karena mayoritas warganya memelihara sapi. Kotoran sapi merupakan bahan baku utama untuk menciptakan biogas.

“Sepengetahuan kami setiap turun ke lapangan, banyak warga Desa Rejomulyo ini yang memelihara sapi. Oleh karena itu kami memilih desa tersebut untuk merealisasikan PHBD. Juni 2014 kami presentasi di Dikti Jakarta. Dua bulan kemudian kami mendapat kepercayaan untuk melaksanakan program PHBD ini,” ujarnya pekan lalu.

Kotoran sapi biasanya digunakan penduduk sebagai penyubur tanaman. Namun masalah muncul pada saat musim hujan atau musim tanam tiba. Kotoran sapi terus menumpuk sehingga mengganggu kenyamanan penduduk itu sendiri. Dari situ muncul ide untuk membuat biogas dengan membedayakan kotoran sapi tersebut.

Ia menjelaskan, total proposal yang mendapat persetujuan Ditjen Dikti ada 76 proposal dari seluruh Indonesia. Jumlah tersebut disaring dari 756 proposal yang masuk Dikti. Pada September 2014, Himapet mendapatkan kucuran dana Rp50 juta untuk melaksanakan PHBD. Sepanjang September hingga Desember, Himapet merealisasikan teori dalam proposalnya di lapangan.[] Inay