(Unila): Guru Besar Ilmu Geologi Universitas Lampung (Unila) Prof. Drs. Suharno, M.S., M.Sc., Ph.D., mengimbau masyarakat Lampung waspadai beberapa tipikal bencana yang dapat terjadi memasuki musim penghujan. Imbauan ini terkait prakiraan cuaca yang dilansir situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung dimana musim penghujan diprediksi akan tiba di Provinsi Lampung mulai November hingga awal April 2015 mendatang.

Menurut Suharno, Provinsi Lampung akan didera beberapa tipikal bencana alam yang disebabkan oleh perubahan struktur cuaca dan arah angin. Jika sebelumnya arah angin berasal dari perairan Australia menuju arah Jawa tapi kini langsung menuju arah selatan hingga berangsur naik sepanjang pulau Sumatera.

Pria yang juga menjabat Dekan Fakultas Teknik Unila ini menjelaskan, adanya pergesaran arah angin ini disebabkan udara kering yang berasal dari Australia. Hal itu bisa berpotensi menyebabkan beberapa tipikal bencana di Lampung mulai dari tanah longsor, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, puting beliung, hingga kebakaran hutan.

Selain itu perkembangan penyakit saat pancaroba dapat berkembang dengan cepat di musim penghujan.“Itu karena ada perpaduan cuaca panas dan dingin. Jadi penyakit-penyakit ringan seperti flu hingga penyakit berat seperti masalah pencernaan dan pernafasan bisa dengan mudah menyerang masyarakat,” ucapnya.

Alumnus Universitas Gajah Mada ini memaparkan, memasuki bulan November musim hujan akan terjadi dalam intensitas sedang hingga lebat disertai dengan embusan angin kencang. Ia memproyeksi cuaca tersebut akan diterima di Lampung dan berbagai provinsi se-Sumatera Bagian Selatan. Tak hanya hujan, terbentuknya angin dingin dan perubahan cuaca ini dapat menyebabkan terjadinya angin puting beliung yang bersifat lokal dan tidak merata di Lampung.

Selain itu, akibat hujan yang disertai angin kencang dapat menimbulkan longsor dengan erupsi tanah di luasan demografi yang tinggi. Itu dimulai dengan longsor yang melanda daerah Krui beberapa waktu lalu. “Tanah kering biasanya merekah, kalau ada air hujan maka akan terkikis sehingga sedimen tanah menjadi berat hingga mengakibatkan longsor pada lapisan tanah yang tinggi,” paparnya.

Untuk itu Suharno menyarankan pemerintah Provinsi Lampung dan masyarakat mulai menerapkan sadar rawan bencana terutama untuk mengantisipasi tipikal bencana yang berpotensi melanda wilayah Sai Bumi Rua Jurai ini. “Perlu antisipasi, menjaga dengan kehati-hatian, dan waspada dimulai hari ini karena risiko bencana alam bisa terjadi setiap saat,” tandas pria yang fokus pada bidang geothermal atau panas bumi ini.[] Inay