(Unila): Program Studi (prodi) S-1 Pendidikan Bahasa Perancis Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP Unila) terus mengembangkan diri dalam rangka mencapai target akreditasi di tahun 2015. Demikian disampaikan salah satu Dosen Prodi S-1 Pendidikan Bahasa Perancis FKIP Unila Nani Kusrini, S.S., S.T., Senin (17/11).
Nani mengatakan, sebagai langkah awal dirinya beserta dua dosen lainnya sedang melakukan evaluasi secara periodik setiap bulannya. Hasil evaluasi tersebut secara berkala dilaporkan kepada Dekan FKIP Unila. Hal tersebut dinilai penting untuk mengetahui kendala, gambaran pelaksanaan, maupun perkembangan prodi ini.
Ke depan, agar S-1 Pendidikan Bahasa Perancis Unila lebih eksis lagi pihaknya akan gencar menyosialisasikan dan mempromosikan program studi baru ini melalui Bagian Kerja Sama dan Kebudayaan Kedutaan Besar Prancis (Service de Coopération et d’Action Culturelle/SCAC). Kemudian di tingkat akademik akan dibentuk pelatihan di luar kuliah yang akan dilakukan oleh SCAC.
Nani mengungkapkan, sejak dibuka 14 Agustus lalu berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 74/E/O/2014 Tanggal 7 Mei 2014, Prodi S-1 Pendidikan Bahasa Perancis Unila masih kekurangan tenaga pengajar. Dosen pengajar hanya berjumlah tiga orang untuk mengajar 34 mahasiswa. Hingga saat ini dosen import dari Perancis sebagai pengajar tambahan juga belum datang lantaran belum ada kesepakatan antara Bagian Kerja Sama dan Kebudayaan dengan Kedutaan Besar Perancis.
“Karena itu kita berencana menambah dosen Bahasa Perancis langsung dari SCAC atau dari perguruan tinggi lain sesuai kebutuhan kelas. Terlebih mulai 2015, prodi ini akan menambah beberapa kelas lagi sehingga kita berharap satu hingga dua tahun mendatang Pendidikan Bahasa Perancis menjadi primadona pilihan jalur penerimaan mahasiswa baru di FKIP Unila,” ujarnya.
Sementara itu Dekan FKIP Unila Dr. Bujang Rahman, M.Si., mengatakan, jumlah mahasiswa prodi S-1 Pendidikan Bahasa Perancis memang melebihi proyeksi. Pasalnya, FKIP Unila saat membuka pendaftaran hanya mengalokasikan 20 calon mahasiswa. Peminat yang ingin belajar Bahasa Perancis cukup tinggi hingga 40 pendaftar, namun yang lulus wawancara hanya 34 orang. “Kami masih butuh 2-5 dosen lagi, dua di antaranya langsung didatangkan dari Perancis sebagai dosen praktisi langsung,” paparnya.[] Inay