(Unila) : Lembaga Penelitian Universitas Lampung (Lemlit Unila) kembali menduduki posisi kelompok penelitian utama secara nasional sebanyak dua kali berturut-turut sejak 2012 lalu. Atas prestasi tersebut, Lemlit Unila mendapatkan dana penelitian senilai Rp3,5 miliar.

Kepala Lemlit Unila Dr. Eng. Admi Syarif mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya mendapat surat resmi dari Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (Ditjen Dikti) terkait kinerja penelitian perguruan tinggi se-indonesia.

Diinformasikan, sambung Admi, terdapat 2.000 perguruan tinggi yang dinilai dalam penilaian peraihan kelompok penelitian itu. Meliputi 62 perguruan tinggi negeri dan sisanya perguruan tinggi swasta. Dari hasil tersebut, terjaring 902 perguruan tinggi negeri dan swasta yang layak dilakukan penilaian. Kemudian hasilnya akan diklasifikasikan ke dalam empat kelompok kampus dengan standarisasi penelitian yang mencakup mandiri, utama, madya, dan binaan.

Secara rinci Admi menyebutkan, untuk kategori kelompok mandiri terdiri dari 13 perguruan tinggi. Sedangkan kelompok utama 38 perguruan tinggi, kelompok madya sebanyak 46 perguruan tinggi, dan sisanya merupakan kelompok binaan.

Untuk pendanaan penelitian kelompok mandiri mendapatkan dana senilai Rp5 miliar, kelompok utama Rp3,5 miliar, kelompok madya 1,5 miliar, dan kelompok binaan Rp500 juta. Mekanisme penyaluran dana bagi perguruan tinggi negeri digulirkan melalui Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Sedangkan bagi perguruan tinggi swasta akan disalurkan melalui kopertis wilayah masing-masing.

“Unila berhasil masuk kelompok utama untuk kedua kalinya. Terpilihnya kita sebagai salah satu PTN ini terkait dana penelitian dan pemenuhan dana BOPTN yang terbatas. Perubahan ini pasti ada dampaknya pada keuangan kampus,” terang Admi, Kamis (10/7).

Adapun sistem penilaian kelompok penelitian menurut Admi mencakup aspek manajemen, termasuk jumlah doktor dan guru besar tersedia, rasio kelengkapan adminsitarsi, dan Standar Operational Procedure (SOP) penelitian yang dilakukan.

Sementara untuk aspek eksternal dilihat dari kinerja jumah publikasi yang ada, jumlah dana hibah dari lintas masyarakat (lintamas), kerja sama dengan pihak swasta dan luar negeri, dampak penelitian, pengesahan hak daya paten baru, hingga implementasi hasil penelitian yang dipakai industri.[] Inay