Artikel ini diambil dari berbagai media yang memberitakan Universitas Lampung, tidak memperhitungkan ada kerja sama atau tidak dan perlu dikonfirmasikan ke Unila jika ada hal yang tidak jelas.
—
Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Lampung dapat bernapas lega. Universitas Lampung (Unila) menyatakan kesiapannya membantu penggunaan sistem computer assisted test (CAT) dalam tes calon pegawai negeri sipil daerah (CPNSD) yang direncanakan minggu pertama Agustus itu.
Kepala Pusat Komunikasi (Puskom) Unila Komarudin menyatakan, pihaknya memang sudah biasa mengadakan tes dengan sistem CAT. Contohnya pada sertifikasi dosen dalam lingkungan Unila maupun non-Unila.
’’Sejauh ini memang belum ada koordinasi. Namun jika memang benar ingin bekerja sama dan menggunakan fasilitas dari kami, pihak Unila siap,” jelasnya saat ditemui Radar Lampung di ruang kerjanya kemarin (12/6).
Lokasi yang bisa digunakan untuk tes adalah Laboratorium Komputer Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskom Unila di rektorat dan di depan kandang rusa. ’’Kita tidak menggunakan GSG (gedung serbaguna). Karena nanti peserta pasti membawa laptop sendiri. Sedangkan kita tidak tahu ada apa di dalam komputer jinjing itu,” ujarnya.
Dia juga tidak khawatir dengan kondisi saat ini yang sering mengalami pemadaman listrik. Hal tersebut karena UPT Puskom Unila memiliki genset dan UPS (uninterruptible power supply) tersendiri. Sehingga ketika mendadak mati lampu, otomatis persediaan akan ter-backup oleh UPS.
Komar menerangkan, penggunaan sistem CAT umumnya terbagi menjadi dua, yakni internet based testing (IBT) dan computer based testing (CBT). Perbedaannya pada penyaluran soal tes. Pada IBT, soal langsung dikirim dari pusat saat tes akan berlangsung. Sedangkan pada CBT, soal dikirimkan beberapa jam sebelum tes dimulai.
Menurut Komar, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Proses penyeleksian dengan sistem CAT mampu mengantisipasi terjadinya kecurangan. Sebab setelah peserta mengisi lembar jawaban, skor akan langsung keluar dan ditampilkan di pusat.
Usulan bekerja sama dengan perguruan tinggi ini sebelumnya disampaikan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Lampung Sudarno Eddi. Menurutnya, penggunaan sistem CAT lebih simpel dan hemat biaya. Sebab, tidak ada proses cetak dan distribusi soal maupun pemindaian dan pemeriksaan LJK (lembar jawaban komputer).
’’Terutama juga biaya operasional. Kalau cetak soal kita bayar percetakan, biaya operasional Pol. PP, polisi, BPKP, dan sebagainya. Kemudian gedung dan operasional pengawas,” ujar mantan sekretaris Kota Bandarlampung itu.
Hanya satu kendala yakni repot mengatur jadwal tes. Karena tidak bisa serentak, namun dibagi-bagi. ’’Bisa memakan waktu sebulan, tergantung jumlah peserta,” papar mantan Pj. bupati Pringsewu ini. (cw2/p5/c1/ade)
—
Sumber : Radar Lampung – Jumat, 13 Juni 2014