(Unila) : Besarnya angka golput (golongan putih) di kalangan mahasiswa mendorong BEM U KBM Universitas Lampung (Unila) melaksanakan diskusi bertema Golput Versus Pemilih Kritis. Rencananya kegiatan diadakan di Graha Pattimura, Bandarlampung, Minggu (16/3) mendatang.
Presiden BEM U KBM Unila Nanda Satriana mengatakan, perkiraan tersebut berdasarkan tren mahasiswa dalam menghadapi pileg, pilpres, maupun pilkada di tahun-tahun sebelumnya. Selain membangun opini mahasiswa dan masyarakat terkait kondisi pemilih, adanya diskusi diharapkan mampu menyadarkan mahasiswa untuk meminimalisisasi angka golput dan mengubahnya menjadi pemilih kritis.
Agar diskusi berlangsung menarik, panitia menyiapkan konsep bergaya Indonesia Lawyers Club (ILC), ajang diskusi dan talkshow yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta. “Pelaksanaan diskusi akan kita konsep mirip Indonesian Lawyer Club. Alasannya agar lebih tereksplore pemikiran mahasiswa dan peserta lainnya,” ujarnya kepada Tim Web Unila, Jumat (14/3).
BEM U KBM Unila sudah mengundang beberapa narasumber. Antara lain perwakilan dari DPR RI, DPRD Provinsi Lampung, DPRD Kota Bandarlampung, KPU Provinsi Lampung, badan pengawa pemilu (Bawaslu), akademisi, dan aliansi BEM Lampung. Diekspetasikan peserta mencapai 100 orang yang terbagi atas mahasiswa dan umum.
Menurut Nanda, tema besar yang akan diusung dalam diskusi ini adalah “Menjadi Pemilih Cerdas untuk Indonesia yang Berkualitas”, dengan salah satu tujuan yang ingin dicapai yakni pentingnya suara mahasiswa dalam menekan angka golput di tahun politik 2014. “Kami identifikasi diskusi ini juga sebagai gerakan untuk mengawal pemilu, sosialisasi melalui peran mahasiswa agar tidak ada golput,” kata dia.
Diskusi juga akan melibatkan kalangan akademisi dengan harapan pertukaran pikiran dapat lebih dinamis. Peran akademisi di perguruan tinggi dinilai mampu menyediakan data penelitian dari setiap masalah yang dibicarakan sehingga pembahasan memiliki substansi yang kuat.[] Inay