
(Unila) : Dharma Wanita Persatuan Universitas Lampung (Unila) berkoordinasi dengan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) yang tergabung dalam Pusat Koordinasi Daerah Mapala Tingkat Perguruan Tinggi se-Lampung terus menggalang dana dan menyalurkan bantuan untuk korban bencana alam di beberapa titik lokasi.
Penyaluran bantuan sudah dilakukan di beberapa daerah bencana, di antaranya bagi korban banjir di Kabupaten Tulangbawang, korban erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, dan korban letusan Gunung Kelud di perbatasan Kabupaten Kediri, Malang, dan Blitar.
Ketua Mapala Unila Didi Aryadi didampingi Bendahara Umum Noviatusa’adiah mengatakan, aksi pengumpulan bantuan kemanusiaan digelar sebagai wujud kepedulian terhadap para korban bencana. Selain menggalang dana, bantuan disumbangkan dalam bentuk pakaian layak pakai, sembako, alat tulis, dan perlengkapan bayi.
Secara rinci dijabarkan Didi, dana yang berhasil dikumpulkan bagi korban banjir di Kecamatan Rawapitu, Kabupaten Tulangbawang sebanyak Rp4,9 juta. Kemudian untuk korban erupsi Gunung Sinabung Rp6,8 juta sedangkan untuk korban letusan Gunung Kelud terkumpul sejumlah Rp2,2 juta.
Khusus di Tulangbawang, kata dia, bantuan diberikan langsung dalam bentuk barang senilai Rp4,9 juta. Sementara bantuan di dua lokasi bencana lainnya dikirimkan dalam bentuk paket melalui Universitas Negeri Medan dan Pusat Koordinasi Nasional Mapala tingkat Perguruan Tinggi se-Indonesia.
Adapun data kampung yang terkena dampak banjir di Kecamatan Rawapitu, Kabupaten Tulangbawang Barat pada Januari lalu sebanyak 303 kepala keluarga (KK) di Kampung Panggungmulya, Andalascermin sebanyak 876 KK, Dutayoso M sebanyak 509 KK, Bumisari 312 KK, Gedungjaya sebanyak 292 KK, Sumberagung 693 KK, Batanghari 654 KK, Mulyodadi sebanyak 313 KK, dan kampung Rawaragil sebanyak 705 KK.
“Sebenarnya kami ingin langsung terjun ke semua lokasi bencana untuk membantu warga, tetapi ada kewajiban akademik yang harus dipenuhi sehingga aksi ini menjadi solusi alternatif,” ujarnya ketika ditemui, Selasa (4/2).
Didi juga menambahkan, Mapala Unila masih membuka posko penggalangan dana sekaligus bantuan kemanusiaan lainnya hingga kini meskipun bencana di tiga lokasi telah surut. Pihaknya menilai, bantuan kepedulian biasanya secara kontinu digulirkan masyarakat saat bencana terjadi namun semakin minim pascabencana. Alasan tersebut yang melatarbelakangi Mapala Unila untuk terus mengumpulkan sumbangan dari berbagai pihak.[] Inay











