
(Unila) : Saat ini, pengusaha Indonesia, khususnya pengusaha lokal, tengah menghadapi tantangan mendekati Komunitas Ekonomi ASEAN 2015. Namun, peluang yang ada di depan mata juga tidak kalah besarnya. Hal ini diungkapkan Yuria Putra Tubarad, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Provinsi Lampung.
“Tantangan terbesar pengusaha lokal antara lain kompetisi yang semakin berat antara para pelaku usaha baik level kabupaten/kota, antarprovinsi se-Indonesia, demikian pula pada level ASEAN,” ungkap Yuria, dalam seminar ASEAN yang diadakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bekerja sama dengan Universitas Lampung (Unila), Selasa (25/2).
Kemudian, lanjut Yuria, pengusaha lokal Indonesia harus bersaing ketat dengan pengusaha dari negara-negara ASEAN lain yang memiliki keunggulan. Keunggulan itu, antara lain; modal, teknologi, SDM yang profesional, produk yang berkualitas, serta jaringan (network) yang kuat. Selain itu, pengusaha negara lain memiliki ketersediaan infrastruktur yang layak seperti jalan, listrik, pelabuhan, jembatan, pelabuhan laut, bandar udara, dan lain-lain.
“Sementara kesiapan pengusaha lokal atau daerah harus dilakukan dengan dukungan pemerintah yang belum optimal. Apalagi respons pemerintah belum baik dalam menciptakan iklim yang kompetitif dengan menghapus ekonomi biaya tinggi,” tukas Yuria lagi.
Namun, dari semua tantangan itu, pengusaha lokal Indonesia juga punya peluang besar untuk kembali menjadi macan Asia. Pengusaha Indonesia bisa menatap pasar yang semakin terbuka tanpa batas (borderless), pengolahan produk/komoditi daerah agar dapat dikelola menjadi barang jadi, agar memiliki nilai tambah.
“Kemudian pengembangan atau pemberdayaan usaha dan potensi sumber daya alam daerah, peningkatan sumber daya manusia (SDM), ketenagakerjaan, dan pendidikan,” paparnya lagi. Pada persaingan usaha dewasa ini, SDM menjadi kunci utama kekuatan pelaku usaha daerah, sekaligus memperkuat jaringan. [] Andro










