(Unila) : Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ir. Sugeng P Harianto, M.S. mengukuhkan jabatan Guru Besar Bidang Ilmu Fisika Material kepada Drs. Simon Sembiring, Ph.D., dan Guru Besar Bidang Ilmu Biokimia kepada Dr. Ir. Yandri A.S., M.S. Dengan demikian guru besar di Kampus Hijau berjumlah 49 orang.

Guru Besar Jurusan Manajemen Kehutanan Fakultas Pertanian ini mengatakan, pengukuhan kali ini diharapkan mampu mendorong dan memotivasi para dosen lain untuk mencapai jabatan guru besar. Saat ini Unila memiliki 47 orang guru besar yang masih aktif. “Alhamdulillah guru besar Unila tahun ini bertambah dua orang sehingga secara total kini jumlahnya 49 orang,” ujarnya ketika ditemui usai melakukan pelantikan, Rabu (26/2), di Gedung Serba Guna (GSG) Unila.

Diakui Sugeng, Unila di penghujung periode kepemimpinannya saat ini cukup sulit untuk mencapai 10–20 persen target perolehan guru besar. Pasalnya, tahun ini pula salah satu guru besar Unila akan memasuki masa purnabakti. Kendati demikian dirinya mengaku senang dan akan terus menyemangati para doktor untuk meraih gelar guru besar secepatnya, sesuai aturan dan prosedur yang berlaku.

Sementara itu, usai dikukuhkan secara simbolik di Gedung Serba Guna (GSG) Unila, Prof. Drs. Simon Sembiring, Ph.D., membacakan orasi ilmiah sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Fisika Material Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung berjudul “Potensi Silika Sekam Padi sebagai Bahan Baku Pengembangan Keramik Industri”. Dalam orasi tersebut, Simon menyampaikan beberapa aspek penting hasil penelitian yang telah dilakukannya sejak 2007.

Penelitian berkaitan dengan pemanfaatan silika sekam padi yang selama ini hanya sebagai limbah/residu pertanian, namun berpotensi sebagai bahan dalam pembuatan keramik yang bernilai tinggi.

Di sisi lain, dalam pelantikannya, Prof. Dr. Ir. Yandri A.S., M.S. menyampaikan orasi ilmiah sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Biokimia Fakultas MIPA dengan judul “Peningkatan Kestabilan Alfa Amilase dari Bakteri Lokal Bacillus subtilis ITBCCB148 dengan Modifikasi Kimia untuk Industri”. Orasi ilmiah yang disampaikan merupakan hasil penelitian dan penelaahan terhadap ilmu yang ditekuninya selama ini, yaitu isolasi dan pemurnian enzim serta peningkatan kestabilan enzim.

Penggunaan enzim dalam bidang industri semakin meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan industri, khususnya industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri kulit, dan industri kertas.

Selain digunakan dalam proses industri, enzim dapat digunakan untuk mengolah limbah industri, misalnya enzim selulase yang memiliki kemampuan untuk mengubah selulosa limbah kayu dan kertas menjadi etanol (Vieille and Zeikus, 1996).

Hingga saat ini sebagian besar enzim yang digunakan dalam industri di Indonesia, khususnya industri pangan yang masih diimpor. Melihat kondisi itu sangat penting baginya untuk mengembangkan teknik produksi enzim dan teknik-teknik untuk meningkatkan kestabilan enzim, sehingga dapat memenuhi tuntutan industri agar tidak selalu tergantung pada sumber dari luar.[] Inay