Banyak jalan masuk ke Universitas Lampung (Unila). Yang terbaru adalah program Afirmasi Pendidikan Tinggi (Adik) Papua 2013. Bedanya pada jalur ini pihak Unila tidak dilibatkan secara aktif dalam proses seleksi. Namun, hanya menerima dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).
’’Jumlahnya hanya sepuluh orang. Namun yang mendaftar ulang sembilan orang,’’ terang Rektor Unila Prof. Dr. Sugeng P. Harianto kepada Radar Lampung belum lama ini.
Adik Papua merupakan program yang digagas Ditjen Dikti bersama Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat (UP4B).
Tahun ini jumlah pendaftar mencapai 2.795 orang, sementara yang lulus verifikasi 2.692. Dari jumlah yang lulus tersebut yang berhak mendapatkan afirmasi 500 orang.
Selain melakukan seleksi dari proses pendaftaran, program ini pun menarik 48 peserta yang lulus dari SNMPTN dan 52 orang yang lulus dari SBMPTN. Total peraih Adik Papua 2013 adalah 600 orang.
Kepala Subbagian (Kasubbag) Kesejahteraan Mahasiswa Unila Eny Mariani menjelaskan, program ini bertujuan mempercepat pemerataan dan pembangunan pendidikan untuk Papua dan Papua Barat.
Program didasarkan pada keputusan Dikti No. 40/2013. Unila menjadi satu dari 39 universitas yang menerima Adik Papua 2013.
Kesembilan mahasiswa itu adalah Fidelis Saflessa, Melda Vani Rumbewas, dan Rina Balyo yang mendaftar untuk teknik sipil. Lalu, Febriani I.Y. Rumere dan Melia Priskila Thiica Karano (fakultas kedokteran).
Selanjutnya, Maria Katharina Kananggrom (akuntansi), Magrita P.B. Sada (agribisnis), Yosep Papua Nus Iyai (pendidikan bahasa inggris), dan Helton Wopari (teknik geofisika).
’’Mereka mendapatkan biaya hidup dari Dikti sebesar Rp6 juta per orang/semester. Dana akan dikirim langsung ke rekening mereka via Bank Mandiri,’’ terang Eny Mariani. (gie/p6/c3/ade)
Sumber : Radar Lampung – Sabtu, 13 Juli 2013
Artikel ini diambil dari berbagai media yang memberitakan Universitas Lampung, tidak memperhitungkan ada kerja sama atau tidak dan perlu dikonfirmasikan ke Unila jika ada hal yang tidak jelas.