(Unila) : Universitas Lampung (Unila) memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dengan menggelar upacara di Lapangan Sepak Bola Unila, Kamis (2/5). Kegiatan ini dihadiri Rektor Unila Prof. Dr. Sugeng P. Harianto, para pembantu rektor, dekan dan jajarannya, karyawan, serta mahasiswa Unila.
Pada kesempatan itu, Rektor Unila membacakan sambutan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh. Menteri mewakili pemerintah menyatakan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh insan pendidikan, pemerintah daerah, organisasi yang bergerak di dunia pendidikan dan pemangku kepentingan lain atas segala ikhtiar, kepedulian, dan perhatian yang diberikan dalam menumbuhkembangkan dunia pendidikan.
“Kita berdoa agar para tokoh dan pejuang pendidikan yang telah mendahului kita memperoleh tempat yang layak disisi-Nya dan kita semua yang saat ini memperoleh amanah untuk mengelola pendidikan diberi kekuatan, kecerdasan, dan kesabaran dalam mempersiapkan generasi masa depan yang lebih baik,” kata Rektor Unila.
M. Nuh, atas nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, juga menyampaikan permohonan maaf atas persoalan penyelenggaraan Ujian Nasional Tingkat SMA/sederajat tahun pelajaran 2012/2013. Menurutnya, hal ini harus dijadikan sebagai pelajaran yang sangat berharga dalam memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat.
“Ibarat tubuh, agar tahan terhadap berbagai macam penyakit, haruslah daya imunitasnya ditingkatkan, satu di antara upayanya adalah melalui vaksinasi. Dalam perspektif sosial kemasyarakatan ada tiga penyakit sosial yang sangat besar dampak negatifnya yaitu kemiskinan, ketidaktahuan, dan keterbelakangan beradaban. Bagaimana caranya menaikkan daya tahan (imunitas) sosial agar terhindar dari ketiga macam penyakit tersebut? Jawabannya adalah pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan dapat menjadi vaksin sosial,” terang M. Nuh dalam sambutannya.
Selain sebagai vaksin sosial, terusnya, pendidikan juga merupakan elevator sosial untuk dapat meningkatkan status sosial. Dua hal itulah, menurutnya, yang melatarbelakangi tema peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini, yaitu “Meningkatkan Kualitas dan Akses Berkeadilan”.
“Kita memerlukan vaksin dan elevator sosial itu sehingga kita terhindar dari tiga penyakit tersebut dan sekaligus mampu meningkatkan status sosial,” paparnya.
Tema itu, terang M. Nuh, merupakan cerminan dari jawaban terhadap tantangan, persoalan, dan harapan seluruh masyarakat dalam menyiapkan generasi yang lebih baik. Layanan pendidikan, katanya, haruslah dapat menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan prinsip pendidikan untuk semua (Education for All) tanpa membedakan asal-usul, status sosial, ekonomi, dan kewilayahan.
Menteri Pendidikan dan Kebuadayaan menerangkan, sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pendidikan, mulai tahun pelajaran 2013/2014 akan diterapkan Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah secara bertahap dan terbatas. Kurikulum ini akan berlaku bertahap. Kurikulum tidak diterapkan di semua kelas di setiap jenjang, tetapi hanya di kelas 1 (satu) dan kelas 4 (empat) untuk jenjang SD, dan kelas 7 (tujuh) untuk SMP, serta kelas 10 (sepuluh) untuk SMA dan SMK. Terbatas diartikan bahwa jumlah sekolah yang melaksanakannya disesuaikan dengan tingkat kesiapan sekolah.
Kurikulum 2013 ini, menurut M. Nuh, dirancang untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. “Hal ini penting dalam rangka antisipasi kebutuhan kompetensi abad 21 dan menyiapkan generasi emas 2045,” pungkasnya.[]










