Perubahan Iklim Ancam Kelangsungan Hidup(Unila) : Adanya perubahan iklim menimbulkan hal buruk bagi lingkungan. Salah satunya mengancam kelangsungan hidup manusia. Demikian dipaparkan Doktor Ogenis Brilhante dari Institute for Housing and Urban Development Studies (IHS) dalam workshop terkait perubahan iklim bagi 20 anggota tim Ketahanan Kota Bandar Lampung di Emersia Hotel, Senin (29/4).

Akademisi dari Erasmus University Rotherdam ini mengungkapkan beberapa dampak negatif perubahan iklim bagi kelangsungan hidup manusia. Di antaranya peningkatan suhu permukaan bumi.

“Meningkatnya temperatur bumi secara global tentu tidak hanya memberikan dampak bagi negara tertentu melainkan secara keseluruhan, termasuk juga masyarakat di Indonesia,” ujarnya.

Perubahan temperatur bumi akan memicu pola iklim yang berubah. Terjadi peningkatan atau penurunan curah hujan. Menyebabkan terjadinya kekeringan berkepanjangan. Mengancam keanekaragaman hayati di muka bumi. Menyebabkan bencana banjir, abrasi pantai, dan persoalan pangan.

Maulana Muhklis selaku anggota Tim Ketahanan Kota Bandar Lampung menjelaskan, Ogenis datang langsung ke Indonesia khusus untuk meningkatkan pemahaman tim Ketahanan Kota Bandar Lampung terkait perubahan iklim di Kota Tapis Berseri. Kehadiran pria asal Brazil ini sekaligus menunjukkan bahwa perhatian dunia terkait perubahan iklim cukup tinggi.

Dosen FISIP Universitas Lampung ini juga menambahkan, sebelum bekerja sama dengan IHS, beberapa lembaga internasional seperti Rockefeller Foundation (USA), Urban and Regional Development Institute (URDI) Foundation, Mercy Corps, serta ARUP Associates (Inggris) telah memberikan dukungan mereka terkait pelaksanaan program adaptasi terhadap perubahan iklim.

Menurut Maulana, pendalaman materi terkait perubahan iklim oleh IHS akan sangat bermanfaat bagi pengembangan program peningkatan kapasitas guru terhadap perubahan iklim di Bandar Lampung. Materi yang akan diberikan cukup luas mulai dari pendalaman pengertian, proses adaptasi, hingga mitigasi perubahan iklim.

Agar program tersebut dapat berjalan mapan ke depan maka persepsi dan pemahaman tim kota terhadap perubahan iklim pun harus lebih matang.

“Harus diakui memang dalam beberapa aspek terkadang antartim kota terjadi perbedaan presepsi tentang segala spek perubahan iklim. Misalnya, pengertian, pemahaman, upaya mitigasi, dan adaptasi. Mudah-mudahan dengan pertemuan ini pengetahuan kita semakin mantap,” pungkasnya.[] Mutiara