(Unila) : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) dan Faculty of Art and Education Deakin University, Australia, bakal berkolaborasi dalam bidang penelitian. Kerja sama riset akan dilakukan pada 12 topik utama dari tiga tema yang menjadi prioritas.

“Tiga tema utama itu antara lain pendidikan sains, manajemen pendidikan, dan pendidikan bahasa. Dari setiap judul akan digarap oleh satu tim yang terdiri dari peneliti FKIP Unila dan Faculty of Art and Education Deakin University Australia,” ujar Dekan FKIP Unila Dr. Bujang Rahman di sela-sela workshop Academic Writing bagi Dosen FKIP Unila di Bukit Randu Bandar Lampung, Minggu (31/3).

Bujang mengungkapkan, hasil riset akan dipublikasikan dalam berbagai jurnal penelitian ilmiah berlevel nasional. Output dari kolaborasi riset ini, lanjut dia, adalah seminar internasional yang akan diselenggarakan baik di Deakin maupun Unila.

Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) antarkedua lembaga tahun lalu. Selain workshop, kegiatan yang diperuntukkan bagi dosen tersebut dimanfaatkan oleh pihak Deakin untuk mewawancarai empat akademisi, yakni tiga akademisi besutan FKIP Unila dan sisanya berasal dari FISIP.

“Wawancara dilakukan sebagai prosedural penerimaan akademisi dalam program pendidikan doktoral di Deakin,” kata dia.

Bujang berharap, kerja sama dalam bentuk riset dan publikasi internasional ini tidak hanya terjadi pada satu tahun saja melainkan  di tahun-tahun mendatang. “Kita berharap, dari join riset ini maka penelitian yang dilakukan oleh peneliti Unila dapat menjadi modal disertasi mereka dalam menempuh pendidikan doktoral di Deakin kelak,” paparnya.

Sementara itu, Chris Hickeys menambahkan, kolaborasi riset antara Deakin dengan perguruan tinggi di Indonesia sebenarnya bukan hal baru. Menurutnya, Indonesia memiliki banyak tema menarik untuk dikaji dan ditelurkan dalam bentuk penelitian ilmiah. “Namun memang kerja sama dengan FKIP Unilalah yang paling intensif kami lakukan,” urainya.

Ia menjelaskan, sumber dana kerja sama riset antarkedua perguruan tinggi ini akan bersumber dari Unila maupun Deakin. Dan tidak menutup kemungkinan mendapatkan dukungan dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi atau bantuan kerja sama dari pihak lain. “Yang jelas untuk tahun ini Faculty of Art and Education Deakin University mengalokasikan sekitar Rp5 miliar untuk riset,” ungkapnya.

Chris mengutarakan, melalui kegiatan ini pihaknya akan memberikan berbagai fasilitas yang diperlukan bagi akademisi Unila dalam melakukan penelitian. Mulai dari perpustakaan, laboratorium, serta kebutuhan ilmiah dan akademik lainnya. “Di sisi lain, hal ini juga menguntungkan kami karena Indonesia kaya akan budaya dan objek penelitian,” tandasnya.[] Mutiara