28238180_398146270645594_7020930351970719926_o
28335991_398146343978920_8460107697235413242_o
28336478_398146267312261_1388607751494646177_o
28424199_398146347312253_1211450302435375404_o
28515118_398146257312262_4340010001805098626_o

(Unila): Sebanyak 75 dosen Universitas Lampung ikuti pelatihan penyusunan proposal inovatif industri tingkat fakultas hari ini, Kamis (22/2/2018) di ruang sidang Lantai II, Rektorat Universitas Lampung (Unila). Kegiatan ini digawangi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unila.

Panitia kegiatan mengundang tiga narasumber dari Kemenristek Dikti, yaitu Ir. Santoso Yudo Warsono, M.T., selaku Direktur Inovasi Industri; Dr. Hanief Arief, S.T., M.AP., selaku Kasubdit Industri Bahan Baku dan Material Maju; Drs. Hendri Kurniadi, M.M.Pd., selaku kepala Seksi Industri Material Maju.

Kepala LPPM Unila Warsono, Ph.D., menyebutkan, pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara LPPM Unila dan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Tujuan utama pelatihan ini untuk menambah wawasan seputar inovasi sehingga peserta dapat mengetahui bagaimana cara menyusun proposal inovasi industri. Dikatakan Warsono, cara menyusun dan mereview proposal inovasi ini mungkin sangat berbeda dengan proposal dari riset dan pengembangan yang ada.

Saat ini, lanjutnya, Unila secara bertahap beralih dari research university menjadi entrepreneurship university, di mana sudah dicanangkan bahwa tahun 2025 Unila menjadi top ten university.

Untuk mewujudkan cita-cita itu Unila sudah menggelontorkan dana lebih dari 21 miliar rupiah untuk mendukung kegiatan penelitian. Melalui pelatihan ini akan dijelaskan bagaimana konsep inovasi yang akan dijadikan kompetisi.

Selain dukungan dana, Unila mendorong kegiatan riset dengan menggelar pelatihan ini. Diharapkan Unila tidak kehilangan momentum mengikuti kompetisi proposal inovasi industri yang akan digelar Kemenristekdikti pada April mendatang.

Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja sama, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Prof. Dr. Mahatma Kufepaksi, M.Sc., sebelum membuka acara ini mengatakan, banyak dana penelitian di Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi yang belum terserap.

Oleh karena itu, para peneliti Unila perlu mendapatkan pemahaman tentang inovasi industri agar berpeluang mendapatkan hibah penelitian. “Saat ini kita ingin dijelaskan konsep inovasi yang tepat diharapkan di kompetisi ini,” jelasnya.

Mahatma berharap, dengan mendapatkan informasi langsung dari Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, para peneliti Unila dapat menggarap proposal penelitian. “Sayang kalau tidak dimanfaatkan,” katanya.

Pascapembukaan, Direktur inovasi industri, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Ir. Santoso Yudo Warsono, M.T., memberikan pemaparan tentang Kebijakan Penguatan Komersialisasi Hasil-hasil Riset Perguruan Tinggi di Indonesia.

Paparan selanjutnya oleh Kasubdit Bahan Baku dan Industri Material Maju, Dr. Hanief Arief, S.T., M.A.P. Ia menjelaskan mekanisme penyusunan proposal pendanaan inovasi teknologi hasil riset lebaga litbang/LPPM di industri.
Para dosen yang hadir juga mendapatkan couching pembuatan proposal inovasi industri.

Bimbingan pembuatan proposal diberikan oleh Drs. Hendri Kurniadi, M. MPd., selaku kepala seksi industri material maju, Direktorat Inovasi Industri Kemenristekdikti.[Hisna Cahaya_Dwi Putriana LG/Inay_Humas]