(Unila): Empat Dosen Universitas Lampung (Unila) berhasil meraih juara pada Lomba Apresiasi Anugerah IPTEK Provinsi Lampung tahun 2020 yang diselenggarakan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Lampung.

Pemberian penghargaan dilakukan di Hotel Emersia, Selasa (17/11/2020). Keempat dosen tersebut yaitu, Dr. Dewi Sartika, S.T.P., M.Si., dari jurusan Teknologi Hasil Pertanian (THP) FP Unila yang meraih Juara 3 kategori Peneliti, Yudha T. Adiputra, S.Pi., M.Si., dari Jurusan Perikanan dan Kelautan sebagai Juara Harapan I, dan Dr. Ir. Tanto P. Utomo M.Si., sebagai Juara Harapan II. Sementara Martinus, S.T., M.Sc., dosen Jurusan Teknik Sipil, meraih Juara Harapan I pada kategori umum.

Dr. Dewi Sartika meraih juara 3 atas inovasinya menciptakan produk hand sanitizer dengan bahan mint. Produk tersebut menurutnya lebih aman karena terbuat dari ekstrak daun mint sebagai pengganti alhokol sehingga, tidak mengandung bahan berbahaya jika digunakan pada produk pangan maupun nonpangan.

Bermula dari penelitiannya tentang hand sanitizer dari waru dan bidang keahliannya yang memang fokus pada antimikroba alami, ia menemukan bahwa essential oil daun mint dapat menggantikan penggunaan alkohol yang banyak digunakan pada produk hand sanitizer yang dijual selama pandemi Covid-19.

Padahal, penggunaan alkohol secara terus menerus pada kulit bisa menimbulkan penuaan dini dan dapat berefek buruk pada orang yang memiliki alergi terhadap alkohol.

“Kalau membuat hand sanitizer menggunakan alkohol harganya mahal. Dan ternyata tidak semua orang bisa berinteraksi dengan alkohol. Komponen dalam alkohol bisa membuat orang sesak nafas, merasa mual, orang yang migrain merasa pusing dengan bahan yang terkandung dalam alkohol,” katanya.

Dewi pun menambahkan, keunggulan produk inovasinya sangat efektif dalam menghambat penyebaran virus. Berdasarkan penelitian yang ia lakukan, daun mint memiliki daya hambat lebih tinggi dibandingkan alkohol. Selain itu biaya produksi hand sanitizer berbahan mint terbilang jauh lebih murah sehingga dapat dijangkau semua kalangan.

Produknya ini pun dapat diolah sendiri di rumah karena bahannya mudah dibeli. Semua orang dapat memproduksi hand sanitizer ini di rumah dengan cara menanam daun mint kemudian mengekstraknya. Atau cara lebih praktis menggunakan bubuk mint yang dijual di pasaran. Bubuk mint tersebut dapat digunakan dengan cara mencampurnya dengan air hangat.

“Yang saya tawarkan adalah bisa dipakai rumahan. Artinya orang bisa tanam daun mint dan ekstraksi sendiri atau dengan membeli serbuk mint yang banyak dijual di toko-toko makanan. Serbuknya lebih gampang lagi karena kita tidak perlu ekstraksi,” jelas Dewi.

Atas pencapaiannya itu, ia berharap dapat menginsipirasi para peneliti di Lampung agar lebih mengeksplorasi berbagai macam tumbuhan di Lampung untuk diambil zat aktifnya kemudian diolah menjadi antimikrobia, obat, maupun sesuatu yang bermanfaat.

“Mari lah kita kembali ke kearifan lokal. Melakukan penelitian-penelitian berbasis kearifan lokal dengan memanfaatkan potensi lokal,” tuturnya. [Humas/Angel]