(Unila): Guna menjaga persatuan dan kesatuan bangsa khususnya bagi seluruh umat beragama, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Lampung (Unila) menggelar diskusi publik bertema “Penguatan Nilai Demokrasi dan Toleransi, Sebagai Upaya Harmonisasi Bangsa” di Gedung Pascasarjana FISIP, beberapa hari lalu.

Diskusi yang dihadiri unsur terkait seperti Ketua FKUB Lampung Damrah Khair, Dosen Hukum Unila Yusdianto, Dosen FISIP Unila Budi Harjo, dan Aryanto Munawar selaku tokoh masyarakat, bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan tentang toleransi umat beragama, membahas sikap hidup, menyusun formulasi solusi, hingga membangun kerja sama antarpihak terkait dalam menindaklanjuti rumusan solusi.

Ketua Umum HMJ Ilmu Pemerintahan Unila Sinta Oktavia Pratiwi mengungkapkan, salah satu contoh kasus adalah pernyataan “Ahok” yang menjadi salah satu calon gubernur DKI Jakarta, yang dinilai menista agama Islam dengan ucapannya di Kepulauan Seribu. Secara bersamaan, sambungnya, kondisi itu tepat dengan momentum pemilihan kepala daerah (pilkada).

“Kasus Ahok, tentunya menjadi warning bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia yang memerlukan usaha penanganan serius. Pada kondisi itu lah kita membutuhkan sikap hidup berdemokrasi yang salah satu nilainya adalah toleransi,” jelas Sinta.

Lanjutnya, berdasarkan data yang ada, hampir setiap tahunnya pelanggaran Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) terus meningkat dalam rentang waktu dari tahun 2014 hingga 2016. Kecenderungan meningkat ini khususnya dalam momen-momen suksesi, seperti salah satu contohnya kasus Ahok itu sendiri.

“Untuk Lampung sendiri, alhamdulillah umat beragamanya saling menjunjung tinggi. Dari aspek mahasiswa ini terlihat sangat baik. Namun, kita juga perlu untuk sama-sama memelihara kehidupan berbangsa yang susah payah dirajut oleh para pendiri bangsa ini,” tandasnya.[FajarSumatera_Inay/Humas]