(Unila): Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP Unila) Dr. Bujang Rahman, M.Si., membuka pelatihan opini salah satu harian lokal Lampung, Lampung Post, yang berlangsung di ruang sidang Dekanat FKIP Unila, Rabu (21/1). Dalam pelatihan ini FKIP Unila bertindak sebagai tuan rumah.

Dalam sambutannya Bujang menyampaikan pentingnya kemampuan menulis bagi para akademisi di lingkungan kampus. Menurutnya, kolom opini dapat menjadi media strategis bagi para dosen untuk mengungkapkan gagasan dan pemikiran dalam menjawab berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat.

Dalam penulisan opini tentu membutuhkan pengetahuan, keahlian tertentu, serta kaidah-kaidah khusus yang perlu dipenuhi penulis sehingga layak untuk diterbitkan di media massa. “Atas dasar itu lah saya menyambut baik pelatihan ini,” ujarnya.

Ia pun berharap, kegiatan yang diikuti 10 orang doktor di lingkungan FKIP Unila dapat memberi manfaat sehingga menghasilkan para penulis opini baru di lingkungan FKIP Unila.

“Pada pelatihan opini gelombang pertama, dapat saya katakan 85 persen pesertanya berhasil menulis opini sehingga dapat diterbitkan. Saya harap pada pelatihan kali ini juga demikian,” kata dia.

Bujang juga menambahkan, banyak persoalan di luar sana yang membutuhkan analisis maupun kajian para akademisi. Semisal pemberitaan Lampung Post terkait Angka Partisipasi Kasar (APK) Lampung yang masih rendah. “Angka-angka yang tersaji dalam pemberitaan tidak akan bermakna apa-apa jika tidak disikapi,” ungkapnya.
Sebagai tuan rumah Pelatihan Penulisan Opini angkatan II, FKIP Unila menjadi instansi yang mengirim peserta terbanyak, yakni 10 dosen yang di antaranya bergelar doktor dari berbagai jurusan dan program studi.

Beberapa nama dosen FKIP yang mengikuti pelatihan hari ini adalah Mulyanto Widodo yang juga mantan Pembantu Dekan (PD) I FKIP Unila, Riswanti Rini, Agus Suyatna, Haninda Bharata, Ngadimun HD, dan Zulkarnain.

 

Umar Bakti selaku ketua pelaksana kegiatan mengatakan, pelatihan akan berlangsung selama dua hari. Hari pertama lebih kepada teori, sedang hari selanjutnya difokuskan pada praktik menulis.[] Inay